Manokwari, Mediaprorakyat.com — Suara Pemuda Kepala Burung untuk Rakyat Jayawijaya. Yostan P. Hilapok, pemuda asal Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, yang kini berdomisili di Manokwari, Papua Barat, menyerukan empati dan solidaritas terhadap para korban bencana di Jayawijaya, pada Senin (5 Mei 2025).
Menurut Yostan, ketika bencana melanda, suara kemanusiaan tidak mengenal batas wilayah.
“Saya menyampaikan keprihatinan mendalam atas berbagai tragedi kemanusiaan dan bencana alam yang dialami masyarakat Jayawijaya, dan mengajak seluruh pihak untuk menunjukkan empati dan kepedulian nyata,” ujarnya.
Ia menyoroti bahwa dalam kehidupan sehari-hari, jarak dan kesibukan sering membuat orang sulit hadir langsung membantu para korban. Padahal, berbagai bencana—baik alam seperti gempa bumi, banjir, kebakaran, tanah longsor, tsunami, angin ribut, maupun bencana kemanusiaan seperti konflik, kecelakaan, kelaparan, dan kekeringan—semuanya membutuhkan perhatian serius.
“Kita harus membayangkan jika kita sendiri yang menjadi korban. Tentu kita akan berteriak meminta tolong kepada siapa pun, bahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,” kata Yostan.
Ia juga mengkritisi bahwa bantuan sering disertai kepentingan politik, agama, atau bisnis, sehingga kurang tulus. Bahkan, kunjungan pejabat kerap lebih menonjolkan pencitraan daripada kepedulian nyata.
Yostan lalu memaparkan sejumlah bentuk bantuan konkret yang dibutuhkan oleh para korban bencana:
1. Bantuan Relokasi Sementara
Penyediaan hunian sementara yang layak bagi korban yang kehilangan tempat tinggal. Setiap kabupaten/kota, termasuk Wamena, diharapkan memiliki apartemen atau mess khusus untuk pengungsi.
2. Bantuan Kebutuhan Pokok
Pemenuhan kebutuhan dasar seperti makanan, air minum, MCK, pakaian, dan tempat tinggal agar tidak timbul masalah baru seperti penyakit, konflik, atau kelaparan.
3. Bantuan Peralatan Darurat
Termasuk tenda, peralatan masak, genset, lampu darurat, alat berat evakuasi, pompa air, peralatan medis, selimut, dan lainnya.
4. Bantuan Perbaikan Fisik
Perbaikan terhadap rumah warga, jalan, jembatan, jaringan listrik dan air, serta fasilitas umum lainnya untuk memulihkan aktivitas masyarakat.
5. Bantuan Konseling, Rohani, dan Moral
Dukungan psikologis dan spiritual untuk membantu korban mengatasi stres dan trauma.
6. Bantuan Transportasi
Alat transportasi darat, laut, dan udara untuk menyalurkan bantuan, mengevakuasi korban, serta mengangkut logistik dan peralatan.
7. Bantuan Tim Penolong
Kehadiran tim SAR dan tenaga medis sangat penting dalam upaya penyelamatan dan penanganan darurat.
8. Bantuan Pengamanan
Aparat keamanan diperlukan untuk menjaga aset korban dan mencegah penjarahan atau kekacauan di lokasi bencana.
9. Bantuan Kesehatan
Layanan medis bagi korban luka dan mereka yang mengalami gangguan kesehatan, baik di lokasi maupun di rumah sakit.
10. Bantuan Modal
Bantuan finansial atau modal usaha untuk membantu korban memulai kembali kehidupan, terutama mereka yang kehilangan mata pencaharian.
Yostan mengakhiri seruannya dengan harapan agar semua pihak, khususnya yang tidak terdampak bencana, dapat menunjukkan kepedulian nyata tanpa menunggu instruksi formal.
[JS]