Home / Berita / Nasional / Papua Barat

Sabtu, 19 Juli 2025 - 21:02 WIT

BEM UNIPA Angkat Isu Masyarakat Adat Papua dalam Kongres BEM SI ke-18 di Padang

Keterangan Gambar: Suasana pembukaan Munas BEM SI ke-18 yang berlangsung di Aula Asrama Haji Padang, Sumatera Barat. Forum ini menjadi ruang konsolidasi nasional bagi mahasiswa dari seluruh Indonesia, termasuk BEM UNIPA yang turut menyuarakan isu masyarakat adat Papua.
Keterangan Gambar:
Suasana pembukaan Munas BEM SI ke-18 yang berlangsung di Aula Asrama Haji Padang, Sumatera Barat. Forum ini menjadi ruang konsolidasi nasional bagi mahasiswa dari seluruh Indonesia, termasuk BEM UNIPA yang turut menyuarakan isu masyarakat adat Papua.

Padang | mediaprorakyat.com — Kongres Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) ke-18 yang berlangsung di Aula Asrama Haji Padang, Sumatera Barat, sejak Selasa (15/7) hingga Jumat (19/7), menjadi panggung nasional bagi suara-suara akar rumput, termasuk perjuangan masyarakat adat Papua.

Dalam forum strategis ini, BEM Universitas Papua (UNIPA) tampil menonjol dengan mengangkat isu perlindungan masyarakat adat Papua ke dalam agenda nasional gerakan mahasiswa Indonesia. Isu tersebut pun disepakati sebagai salah satu prioritas utama BEM SI untuk periode 2025–2026.

Kongres yang berlangsung selama lima hari ini dihadiri oleh ratusan delegasi mahasiswa dari berbagai universitas di seluruh Indonesia. Forum ini menjadi ruang konsolidasi penting dalam merumuskan arah gerakan mahasiswa nasional serta memilih struktur organisasi BEM SI yang baru.

Delegasi resmi dari BEM UNIPA yang hadir dalam kongres ini adalah Yenuson Rumakewu (Ketua BEM UNIPA), Anan Ansi Ahoren (Sekretaris BEM UNIPA), dan Paskalis Haluk (Menteri Hukum dan HAM BEM UNIPA).

Dalam keterangannya melalui WhatsApp pada Sabtu (19/7/2025), Yenuson menegaskan bahwa masyarakat adat Papua kini menghadapi ancaman serius akibat ekspansi korporasi di sektor pertambangan, perkebunan kelapa sawit, dan proyek strategis nasional yang merampas tanah adat.

“Ini bukan hanya isu lokal, tapi persoalan kemanusiaan dan keberlanjutan lingkungan. BEM SI tidak boleh diam. Kita harus berdiri bersama masyarakat adat Papua yang hak-haknya paling rentan dilanggar,” tegas Yenuson.

Ia juga menyoroti lemahnya peran pemerintah dan lembaga-lembaga kultural seperti Majelis Rakyat Papua (MRP), yang dinilai lebih melayani kepentingan elite dan investor ketimbang memperjuangkan hak-hak masyarakat adat.

“MRP seharusnya menjadi penjaga kultural Orang Asli Papua (OAP), bukan alat legitimasi kepentingan ekonomi. Ini yang kami soroti sebagai bentuk perlawanan,” tambahnya.

Baca Juga  Dari Tari hingga Kuliner Laut: Bakaro Tawarkan Pengalaman Wisata Berbasis Kearifan Lokal

Sementara itu, Paskalis Haluk menekankan pentingnya pendekatan hukum dan HAM dalam merespons kondisi masyarakat adat, terutama terkait meningkatnya kriminalisasi terhadap pembela lingkungan dan pejuang hak adat di Papua.

“Negara tidak boleh terus membungkam suara masyarakat adat. Kongres ini adalah momen penting untuk memperkuat solidaritas mahasiswa demi keadilan ekologis dan pengakuan hak-hak konstitusional masyarakat adat,” ujarnya.

BEM UNIPA juga mendorong BEM SI untuk mendesak pemerintah dan DPR RI agar segera mengesahkan Undang-Undang Masyarakat Adat sebagai payung hukum dalam perlindungan tanah, budaya, dan ruang hidup masyarakat adat di seluruh Indonesia.

Keberhasilan BEM UNIPA memasukkan isu masyarakat adat Papua ke dalam agenda prioritas BEM SI dipandang sebagai kemenangan moral dan strategis bagi gerakan mahasiswa nasional. Dukungan dari berbagai kampus menunjukkan tumbuhnya kesadaran kolektif tentang pentingnya menjaga keberlangsungan masyarakat adat sebagai benteng terakhir pertahanan lingkungan hidup.

Kongres BEM SI ke-18 ditutup dengan penyusunan rekomendasi nasional serta pelantikan pengurus BEM SI periode 2025–2026, yang akan mengawal perjuangan masyarakat adat dalam gerakan mahasiswa Indonesia ke depan.

 

[red/mpr/js]

 

Share :

Baca Juga

Pembinaan Asrama Mahasiswa Sorong Selatan di Manokwari Bentuk Karakter dan Disiplin Generasi Penerus 📸 Sesi foto bersama pembina, senior, dan mahasiswa baru Asrama Mahasiswa Sorong Selatan di Manokwari. (Foto: JS/MPR)

Berita

Asrama Sorong Selatan Gelar Pembinaan: Bekal Disiplin dan Tanggung Jawab bagi Generasi Muda
Pusat Penelitian Bahasa dan Budaya UNIPA Gelar Pelatihan Merajut Noken Papua: Lestarikan Warisan Budaya di Kalangan Mahasiswa Keterangan foto: Suasana kegiatan pelatihan merajut noken di Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Papua (UNIPA), Manokwari.

Berita

Pusat Penelitian Bahasa dan Budaya UNIPA Lestarikan Kearifan Lokal Lewat Pelatihan Noken
📸 Sesi foto bersama pembina, Dewan Penasehat Organisasi (DPO), serta puluhan mahasiswa Yalimo usai kegiatan pembekalan di Aula Asrama Yalimo, Manokwari.

Berita

IMPT Korwil Yalimo Gelar Pembekalan Kehidupan Asrama, Sembilan Mahasiswa Baru Resmi Disahkan
Keterangan Gambar: Tampak Kepala Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Dikbudpora) Kabupaten Teluk Bintuni, Dr. Henry D. Kapuangan (tengah), bersama Kepala Sekolah SMP SATAP Moyeba, Supardi, S.Pd.Gr. (kedua dari kanan), saat menerima penghargaan sebagai Kepala Sekolah Terbaik GTK Dedikatif tingkat SMP Provinsi Papua Barat dalam ajang Malam Apresiasi GTK 2025 di Manokwari. (Foto : Istimewa). 

Berita

Teluk Bintuni Berjaya di Ajang GTK 2025, Empat Guru dan Kepala Sekolah Lolos ke Nasional
Keterangan Gambar: Terlihat Tim Macan Gunung Sat Reskrim Polres Teluk Bintuni bersama satu orang terduga pelaku pencurian layar monitor alat berat (ekskavator) yang berhasil diamankan tanpa perlawanan. Dalam foto, pelaku (wajah ditutup stiker) tampak berjongkok dengan tangan diborgol di depan barang bukti hasil penangkapan. Sumber foto: Humas Polres Teluk Bintuni.

Berita

Polres Teluk Bintuni Tangkap Spesialis Pencuri Monitor Alat Berat Bernilai Ratusan Juta Rupiah
Pemuda Sebyar Dukung Upaya Bupati Teluk Bintuni Dorong Revisi Perdasus No. 22 Tahun 2022 Langkah Strategis Menuju Keadilan Fiskal Daerah Penghasil Migas (foto, Dok : Istimewa)

Berita

Dukung Bupati Yohanis Manibuy, Pemuda Sebyar Desak Revisi Total Perdasus Nomor 22 Tahun 2022

Berita

Wakil Bupati Teluk Bintuni Buka Kemah Santri ke-3 di Pondok Pesantren Thoriqul Huda
Keterangan gambar: Tampak dari udara fasilitas produksi LNG Tangguh di Teluk Bintuni, Papua Barat. Meski beroperasi di wilayah adat Suku Besar Sebyar, masyarakat adat hingga kini belum mendapatkan pengakuan resmi sebagai suku penghasil dari pengelolaan LNG tersebut. (Foto: Dok. Istimewa)

Berita

Suku Sebyar Masih Terpinggirkan di Tengah Kekayaan LNG Tangguh