Home / BERITA / Kabupaten Teluk Bintuni

Kamis, 22 Mei 2025 - 14:22 WIT

Penerangan Setengah Hari di Tomu: Di Tengah Kilang Gas, Warga Masih Berjuang Demi Terang!

Kepala Distrik Tomu, Syamsul Inai (berbaju batik), berfoto bersama warga dengan latar belakang rumah pondok tanpa penerangan.
Foto: Dokumen Kepala Distrik Tomu.

Kepala Distrik Tomu, Syamsul Inai (berbaju batik), berfoto bersama warga dengan latar belakang rumah pondok tanpa penerangan. Foto: Dokumen Kepala Distrik Tomu.

Bintuni, Mediaprorakyat.com – Warga Distrik Tomu, Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, masih menghadapi keterbatasan pasokan listrik yang hanya menyala selama 12 jam dalam sehari. Kondisi ini membatasi aktivitas masyarakat, khususnya pada malam hari, dan menjadi perhatian serius bagi warga setempat.

Kepala Distrik Tomu, Syamsul Inai, menyampaikan langsung kondisi ini kepada awak media. Menurutnya, distrik yang terdiri dari tujuh kampung , tiga kampung induk dan empat kampung pemekaran , sangat membutuhkan perhatian dari pemerintah maupun pihak swasta untuk menghadirkan penerangan penuh selama 24 jam.

“Warga sangat merindukan penerangan penuh 24 jam. Saat ini listrik hanya menyala separuh hari, dan itu berdampak besar pada aktivitas masyarakat, terutama pelajar yang harus belajar di malam hari serta pelayanan publik di kampung,” ujar Syam Inai, Kamis (22/5/2025) saat berbincang-bincang di salah satu warung di SP 4 , Kampung Banjar Ausoy, Distrik Manimeri.

Distrik Tomu termasuk dalam wilayah yang terdampak langsung oleh aktivitas industri besar, yakni Perusahaan LNG Tangguh, bersama distrik lainnya seperti Babo, Sumuri, Weriagar, dan Taroi. Namun, ironisnya, meskipun berada dekat dengan wilayah operasional perusahaan energi raksasa tersebut, masyarakat Distrik Tomu belum sepenuhnya merasakan pemenuhan kebutuhan dasar seperti listrik.

“Kami berharap ada kontribusi nyata dan berkelanjutan dari pihak perusahaan, baik melalui program CSR maupun kerja sama dengan pemerintah daerah, agar pembangunan infrastruktur energi bisa benar-benar dirasakan masyarakat terdampak,” tegasnya.

Syam menambahkan bahwa ketersediaan listrik bukan hanya soal kenyamanan, tetapi berpengaruh langsung terhadap sektor pendidikan, kesehatan, hingga pengembangan ekonomi lokal. Ia berharap semua pemangku kepentingan dapat segera merealisasikan penerangan penuh di Distrik Tomu.

Lebih lanjut, Syam yang merupakan putra asli dari Kabupaten Teluk Bintuni (Tujuh Suku) ini menjelaskan bahwa persoalan penerangan telah diusulkan dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tahun 2026 di Tingkat Kabupaten Teluk Bintuni, bersama dengan program pembangunan lainnya. Ia juga membeberkan bahwa akibat minimnya pasokan listrik, banyak warga harus mengandalkan genset pribadi.

Baca Juga  TNI Bangun Fasilitas MCK dalam Program TMMD ke-123 Warga Kampung Riendo Kini Lebih Sehat dan Sejahtera!

“Setiap kepala keluarga bisa menghabiskan minimal Rp50.000 per hari hanya untuk membeli bahan bakar genset. Saya perkirakan ada sekitar 500 KK yang menggunakan genset. Jika kita kalkulasikan, dana yang dikeluarkan masyarakat setiap hari, minggu,  bulan , dan tahun mencapai angka miliaran rupiah,” jelasnya.

Syam berharap realisasi penerangan 24 jam tidak lagi sekadar wacana, tetapi menjadi prioritas bersama untuk menghadirkan keadilan energi bagi seluruh masyarakat Distrik Tomu. [HS]

Share :

Baca Juga

BERITA

Pelepasan Tanah Sepihak? DLHP Tunda AMDAL PT BSP, KontraS Turun Tangan

BERITA

Gudang Senpi Ilegal di Papua Barat Terbongkar! Polda Serahkan Dua Tersangka ke Jaksa

BERITA

Audit BPK Dimulai, 18 Kendaraan Dinas Teluk Bintuni Diperiksa: Ada yang Akan Dihibahkan?

BERITA

Tuntut Keadilan Tobias Silak: Aksi Damai Warnai Sidang Ketiga di PN Wamena
Keterangan Gambar: Anggota DPRK Manokwari, Trisep Kambuaya, bersama Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Manokwari, Kepala Bidang SMU/SMK, dan Kepala Bidang SMP saat bertemu dengan orang tua/wali murid, Rabu (9/7).

BERITA

Polemik SPMB Manokwari: DPRK Tegaskan Tak Ada Sekolah Favorit

BERITA

Milad ke-3 Masjid Agung Akbar Al-Muttaqin: Simbol Toleransi dan Sinergi Membangun Bintuni Bermartabat
Keterangan Gambar: Kondisi Puskesmas Pembantu (Pustu) di Kampung Sido Makmur yang dinilai sudah tidak layak digunakan. Sumber: Warga Kampung Sido Makmur.

BERITA

Warga Sido Makmur Desak Perbaikan Pustu Rusak: “Kami Takut Bangunan Roboh!”

BERITA

Bupati Lanny Jaya Tegaskan Sinergi Gapensi dalam Visi Pembangunan dari Kampung ke Kota