Keterangan gambar : Kapal Penumpang KM Fajar Indah saat berlabuh di Pelabuhan Bintuni, Minggu (29/3/2020)
BINTUNI || Mediapro rakyat.com – Ketua DPD GSBI (Gabungan Serikat Buruh Indonesia) Papua Barat, Yohanes Akwan,SH mengaku tak setuju apabila Papua Barat ditutup atau lockdown karena virus corona atau covid-19. Hal itu disampaikan langsung olehnya kepada wartawan.
Menurut Yohanes Akwan apabila terjadi
Lockdown di Wilayah Provinsi Papua Barat, dia mengkuatirkan akan menimbulkan efek sosial dan psikis di tengah masyarakat.
Seharusnya yang harus di pikirkan dan dilakukan oleh pemerintah saat ini adalah memberikan jaminan sosial dan pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat.
“di saat ini kan sudah mulai terasa efek penutupan usaha di berbagai sektor yang kemudian menimbulkan pemutusan hubungan kerja di berbagai tempat, yang berujung pada meningkatnya pengangguran”ujar pemimpin organisasi buruh ini, Minggu (29/3/2020).
Mungkin juga nanti akan terjadi gejolak sosial akibat tidak adanya sumber pemenuhan kebutuhan bagi masyarakat akibat pembatasan yang tidak di kontrol atau di antisipasi oleh pemerintah.
“matinya sektor riil dan sektor-sektir lainnya akan membahayakan kondisi suatu daerah. Bisa saja menimbulkan gejolak sosial, karena kesulitan mememperoleh kebutuhan hidup dan pemandangan itu pernah terjadi berbagai daerah sehingga terjadi penjarahan” ucap Yohanes.
Secara khusus Yohanes Akwan memberikan gambaran di wilayah Kabupaten Teluk Bintuni yang menurutnya , pola dan standar pencegahan yang harus dilakukan oleh Pemkab Teluk Bintuni bisa jadi rujukan.
“Saya melihat proses edukasi dan sosialisasi terkait pencegahan virus corona-19 terus dilakukan secara massif kepada masyarakat”
Dia melanjutkan, Kedua penempatan petugas di pintu-pintu masuk dalam wilayah Teluk Bintuni, kita temui satuan petugas covid 19, dengan pola screning, pola social distancing ditengah masyarakat sudah mulai berjalan.
“di kota Bintuni dengan mudah kita akan menemukan tempat-tempat cuci tangan yang dibuat oleh masyarakat dan dunia usaha, begitu pula kesiapan-kesiapan dari petugas medis dan petugas lapangan cukup solid dalam menjalankan tugas, komunikasi dan koordinasi”ucap Yohanes.
Sehingga dengan pola ini, Yohanes menyakini Satgas Covid-19 Teluk Bintuni dapat mengontrol arus masuk penduduk untuk mencegah penyebaran covid 19 di wilayah Kabupaten Teluk Bintuni.
“Sesuai dengan informasi yang saya dapatkan di daerah lain, belum ada pola skreening di pintu-pintu masuk, berarti apa yang dilakukan oleh daerah lain tidak akan efektif dalam melakukan pencegahan penyebaran virus wabah corona tersebut”pungkasnya. (HS)