Bintuni, Mediaprorakyat.com – Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni melaksanakan Upacara Bendera dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-116, bertempat di lapangan apel Kantor Bupati, Jalan Raya Bintuni SP 3 Manimeri, Selasa (21/05/2024).
Upacara tersebut dipimpin langsung oleh Plt. Sekda Kabupaten Teluk Bintuni, Drs. Frans Awak, dan diikuti oleh satu pleton anggota TNI, Polri, Satpol PP, ASN, dan pelajar. Hadir dalam kegiatan tersebut antara lain Kepala Kejaksaan Negeri Teluk Bintuni Johny A. Zebua, SH, MH, Dandim 1806/TB Letkol Inf. Teguh Eko Efendi SE, Ketua DPRD Kabupaten Teluk Bintuni Simon Dowansiba, Wakapolres Teluk Kompol M. Salim Nurlily, S.IP, MH, serta para kepala dinas di lingkungan Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni.
Dalam sambutan Menteri Komunikasi dan Informatika yang dibacakan oleh Plt. Sekda Drs. Frans N. Awak, disebutkan bahwa saat ini kita dihadapkan pada kemajuan teknologi yang pesat. Kita telah memilih untuk tidak hanya ikut serta tetapi juga menjadi pemain penting dalam mencapai dunia yang lebih baik. Dua dekade ke depan merupakan momen krusial yang akan sangat menentukan langkah kita dalam mewujudkan kemajuan tersebut.
“Refleksi atas pilihan tersebut bisa kita rujuk dengan kembali kepada gagasan awal membentuk Indonesia. Sejarah diperlukan bukan hanya karena sensasi politiknya atau sebagai sumber keteladanan nilai semata, tetapi pada percakapan terus menerus tentang kemajuan, kemanusiaan, dan kesejahteraan. Keteladanan tidak harus diikatkan pada masa lalu namun dapat dikaitkan dengan masa depan yaitu pada ide-ide yang membuka ruang imajinasi peradaban,” ujarnya.
Lebih dari seabad lalu, pada 20 Mei 1908, lahir organisasi Boedi Oetomo yang menumbuhkan cita-cita kemerdekaan Indonesia. Hari berdirinya Boedi Oetomo inilah yang menjadi simbol dari Hari Kebangkitan Nasional yang kita rayakan hari ini. Organisasi ini bermula dari sejumlah dokter dan calon dokter di Batavia yang mendirikan organisasi modern. Banyak yang menganggap organisasi ini sebagai motor penggerak gerakan kemerdekaan di tanah Hindia Belanda.
Boedi Oetomo menjadi awal mula tempat orang belajar dan berdebat tentang banyak hal, seperti pentingnya pendidikan Barat bagi rakyat Hindia Belanda serta penyebaran pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat. Pemikiran tentang pentingnya memperluas keanggotaan mencakup seluruh rakyat Hindia Belanda juga timbul dari sana.
Apa yang telah dirintis Boedi Oetomo dilanjutkan oleh banyak organisasi lain yang muncul belakangan. Nasionalisme Jawa khas Boedi Oetomo diperluas menjadi nasionalisme yang mencakup keseluruhan orang-orang di Hindia Belanda. Pendidikan yang awalnya hanya ditujukan pada pria Jawa diperluas menjadi pendidikan untuk seluruh rakyat Bumiputera. Perjuangan memajukan kebudayaan Jawa diperluas menjadi perjuangan politik mengusir penjajahan Belanda.
Perjuangan tersebut mencapai titik puncaknya pada proklamasi kemerdekaan. Sebelum Boedi Oetomo, Kartini dari kota kecil Jepara mengawali gagasan kemerdekaan, kebebasan, kesetaraan, keadilan, persaudaraan, dan kemajuan melalui tulisan-tulisannya. Ia menginspirasi kaum muda untuk memperjuangkan kemajuan melalui pendidikan, yang ia yakini sebagai wahana membebaskan manusia dan bangsa dari belenggu penjajahan.
Kartini merupakan pembaharu dalam menggagas tatanan masyarakat yang merdeka dan cita-cita ideal tentang bangsa yang lebih besar. Ide-idenya memberikan inspirasi penting bagi kaum muda yang kemudian dikenal sebagai pergerakan Kebangkitan Nasional.
Di tangan kaum muda terdidik inilah cita-cita kemerdekaan dan kebebasan dirumuskan dan diperjuangkan. Alam kemerdekaan hanya bisa dicapai jika manusia setara dan bebas, yang hanya dimungkinkan melalui pendidikan. Dari mereka lahir semangat kebangkitan nasional.
Kebangkitan nasional adalah penanda lahirnya zaman baru dan pencetus cara berpikir baru. Semangat kebangkitan nasional merumuskan kemerdekaan sebagai wahana memperjuangkan kedaulatan dan kemuliaan manusia. Apa yang digagas Boedi Oetomo, Kartini, dan para embrio bangsa kemudian dirumuskan oleh Bung Karno sebagai “jembatan emas” menuju kemerdekaan Indonesia.
Bung Karno mengingatkan pentingnya momen agar kita mengambil keputusan yang tepat dan cermat untuk membawa kita pada jalan yang mengarah kepada kebaikan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Hari ini, kita berada pada fase kebangkitan kedua, melanjutkan semangat kebangkitan pertama. Kini kita menghadapi tantangan dan peluang baru, dengan kemajuan teknologi sebagai penanda zaman baru. Inovasi-inovasi teknologi telah mendorong perubahan kehidupan manusia secara revolusioner.
Bonus demografi menunjukkan bahwa 60% penduduk Indonesia dalam dua dekade ini menjadi tenaga usia produktif yang siap mengembangkan inovasi-inovasi baru. Peluang kita menjadi negara maju ada dalam 10 hingga 15 tahun ke depan dengan memaksimalkan bonus demografi. Presiden Joko Widodo menekankan bahwa kesempatan ini hanya datang satu kali, oleh karenanya kita tidak boleh keliru dalam memilih langkah.
Bonus demografi Indonesia haruslah dikelola dengan bijaksana, salah satunya melalui adopsi teknologi digital. Tingkat penetrasi internet di Indonesia telah mencapai 79.5% dari total populasi. Potensi ekonomi digital ASEAN diperkirakan akan mencapai 1 triliun USD pada tahun 2030.
Transformasi digital dapat menciptakan lapangan kerja baru, mendukung pertumbuhan ekonomi, serta meningkatkan produktivitas dan profitabilitas bisnis. Dalam aspek sosial dan lingkungan, transformasi digital mampu meningkatkan akses terhadap berbagai teknologi untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
Perekonomian Indonesia harus tumbuh di kisaran hingga 7% untuk mencapai target negara berpendapatan tinggi atau negara maju pada tahun 2045. Dengan percepatan transformasi digital nasional, tantangan dapat dihadapi bersama. Hasilnya mulai dinikmati dari kalangan perkotaan hingga pedesaan di seluruh penjuru tanah air.
Kebangkitan kedua merupakan momen terpenting bagi kita hari ini. Kita harus menatap masa depan dengan optimisme, kepercayaan diri, dan keyakinan. Kemajuan telah terpampang di depan mata. Momen ini mesti kita tangkap agar kita langgeng menuju mimpi sebagai bangsa. Tidak mungkin lagi kita berjalan lamban karena kita berkejaran dengan waktu. Semua potensi sumber daya alam, bonus demografi, dan potensi transformasi digital kita menjadi modal dasar menuju “Indonesia Emas 2045″. Mari kita rayakan kebangkitan nasional kedua menuju Indonesia Emas,” pungkasnya. [TIM/HS]