Bintuni | Mediaprorakyat.com – Pimpinan Pusat Muhammadiyah secara resmi menetapkan Tri Wahyuni, S.Pd., M.Pd. sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Teluk Bintuni (UNIMUTU) untuk masa jabatan 2025–2029.
Penetapan ini tertuang dalam Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 388/KEP/I.0/D/2025 yang ditandatangani di Yogyakarta pada 17 Juli 2025 M atau 22 Muharram 1447 H.
Tri Wahyuni merupakan alumni Universitas Muhammadiyah Metro, yang menyelesaikan pendidikan S1 dan S2 di Program Studi Pendidikan Biologi. Ia menjadi rektor pertama di perguruan tinggi baru milik Muhammadiyah tersebut yang berlokasi di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat.
Menanggapi amanah yang diberikan, Tri Wahyuni menyampaikan rasa syukur sekaligus komitmennya untuk mengemban tugas secara profesional dan humanis.
“Dengan diberikan amanah ini, saya akan bekerja lebih giat, profesional, serta bersikap humanis dalam membangun pendidikan yang bermutu dan berdampak bagi masyarakat dan daerah,” ujarnya, Kamis (31/7/2025).
Sebagai langkah awal kepemimpinannya, Tri Wahyuni menekankan pentingnya membangun sinergi dan jejaring kerja, baik di lingkungan internal Muhammadiyah maupun eksternal.
“Kami akan terus bergerak, memperluas jejaring, dan memperkenalkan UNIMUTU sebagai kampus pilihan terbaik dan unggul di Tanah Papua,” tegasnya.
Berdasarkan data terbaru, UNIMUTU telah berhasil menarik minat 542 mahasiswa baru pasca seleksi penerimaan, di mana 90 persen di antaranya merupakan Orang Asli Papua (OAP). Capaian ini menunjukkan tingginya kepercayaan masyarakat terhadap eksistensi UNIMUTU.
Lebih lanjut, Tri Wahyuni menegaskan komitmennya untuk menjadikan UNIMUTU sebagai universitas unggulan di Papua Barat.
“Kami akan membangun kemitraan dengan berbagai pihak, termasuk masyarakat. Mohon dukungan dan doa dari seluruh elemen masyarakat, khususnya masyarakat Teluk Bintuni, agar UNIMUTU dapat menjadi kampus kebanggaan Sisar Matiti,” pungkasnya.
Secara terpisah, Sekretaris Badan Pembina Harian (BPH) UNIMUTU, Syamsul Inai, mengungkapkan bahwa proses pengangkatan Tri Wahyuni diawali dengan rekomendasi dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Papua Barat. Proses seleksi kemudian dilanjutkan dengan tahapan wawancara oleh 11 profesor di lingkungan Muhammadiyah.
“Proses seleksi dilakukan dengan mekanisme yang ketat dan profesional,” jelas Syamsul dalam hari yang sama.
[red/mpr/hs]