“Bekerjalah dengan ikhlas, maka doa-doa terbaik akan mengalir dari sesama.”
Jakarta | Mediaprorakyat.com — Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Pengda Papua Barat–Papua Barat Daya, Chanry Suripatty, menuliskan kesan mendalam tentang sosok Letkol Inf Harry Ismail—seorang prajurit yang tak hanya dikenal karena dedikasinya, tetapi juga karena ketulusannya dalam memimpin.
Chanry membuka tulisannya dengan menyatakan:
“Kalimat sederhana ini bukan sekadar motto, tetapi cerminan hidup dari Letkol Harry Ismail—perwira rendah hati yang meninggalkan jejak mendalam, bukan hanya di medan tugas, tetapi juga di hati mereka yang pernah bekerja bersamanya.”
Sebagai Dandim pertama Kabupaten Maybrat, Papua Barat Daya, Letkol Harry, menurut Chanry, bukanlah tipe pemimpin yang menjaga jarak atau berdiri di menara gading. Sebaliknya, ia memilih untuk berada di tengah masyarakat. Ia dekat dengan para jurnalis, membuka ruang dialog, bahkan tak segan meminta masukan dari kalangan media demi menjaga stabilitas keamanan di wilayah yang dahulu sempat bergolak.
“Kami, para pekerja pers, bukan hanya menjadi saksi, tetapi juga mitra dalam ikhtiar besar itu,” lanjut Chanry. “Dalam setiap tantangan keamanan, beliau selalu membuka ruang komunikasi, mendorong penerapan jurnalisme damai sebagai pendekatan strategis dalam penyelesaian konflik. Tidak ada arogansi, hanya niat tulus untuk menciptakan suasana kondusif bagi rakyat Maybrat.”
Di bawah kepemimpinannya, banyak pencapaian diraih. Namun, yang paling berharga adalah warisan kepercayaan dan persaudaraan yang terbangun antara aparat dan insan pers—relasi yang jarang terjadi namun amat bermakna.
Setelah tiga tahun mengabdi di Maybrat, Letkol Harry dimutasi ke Kodam XVIII/Kasuari. Kini, kariernya terus menanjak dan ia mengemban tugas sebagai Dandim 0501/JP – BS di Jakarta—tanggung jawab besar di jantung ibu kota negara. Namun satu hal tetap sama: kerendahan hatinya.
Chanry menceritakan pertemuan terbarunya dengan Letkol Harry dalam tugas pengamanan VVIP, saat kunjungan Perdana Menteri Malaysia ke Istana Negara.
“Beliau masih seperti dulu: ramah, terbuka, dan menyemangati kami dengan senyum khasnya. Di tengah kesibukan dan tugas berat, beliau tetap meluangkan waktu untuk berbincang dan berbagi semangat. Di situ saya kembali sadar—pemimpin yang ikhlas tidak pernah kehilangan cahaya, meski telah berpindah tempat dan pangkat.”
Doa terbaik pun mengiringi Letkol Harry Ismail. Semoga senantiasa sehat dan sukses dalam setiap penugasan. Dan siapa tahu, kelak dengan pangkat jenderal, beliau kembali ke tanah Papua, bukan sekadar sebagai pemimpin, tetapi sebagai bagian dari keluarga besar kami di Timur Indonesia.
Salam hangat dari kami. Salam Petik Bintang. tulis Chanry Suripatty, Ketua IJTI Pengda Papua Barat–Papua Barat Daya
[red/rls/hs/mpr]