Bintuni | Mediaprorakyat.com – Di tengah gemuruh perdebatan dan sorotan publik atas perilaku tak terpuji dalam ruang-ruang demokrasi, muncul sosok yang menunjukkan kualitas sejati kepemimpinan. Ia adalah Eddie Mangun, pejabat Pertamina asal Papua, yang dalam sebuah rapat dengar pendapat (RDP) bersama DPRD Balikpapan menunjukkan sikap tenang, berwibawa, dan penuh martabat, bahkan saat mendapat perlakuan yang kurang pantas dari sejumlah anggota dewan.
Video insiden tersebut sempat viral di berbagai platform media sosial. Namun lebih dari sekadar viralitas, kisah ini menyimpan pelajaran berharga bagi bangsa: bagaimana seharusnya seorang pemimpin bersikap—bukan hanya lewat kata-kata, tetapi juga melalui tindakan.
Eddie Mangun, atau yang akrab disapa “Kaka Ema” oleh adik-adik dan rekan-rekannya, hadir mewakili Pertamina untuk membahas persoalan kelangkaan BBM di wilayah Balikpapan. Namun yang terjadi di ruang rapat justru menyisakan keprihatinan. Alih-alih dialog yang beretika, Eddie justru menghadapi sikap arogan dari beberapa anggota dewan yang memotong penjelasannya, menunjuk-nunjuk dengan nada tinggi, bahkan menggunakan kata-kata kasar.
Di tengah tekanan itu, Eddie tidak terpancing. Ia tetap menyampaikan argumennya dengan tenang, tanpa meninggikan suara, tanpa membalas amarah dengan amarah. Inilah yang disebut sebagai kelas seorang pemimpin—kemampuan untuk tetap berpijak pada nilai-nilai luhur di tengah provokasi.
Hingga pada titik tertentu, ketika suasana semakin tidak kondusif dan mulai mengarah pada intimidasi, Eddie Mangun dan timnya memutuskan untuk walk out dari ruang rapat. Keputusan itu bukan bentuk lari dari tanggung jawab, melainkan wujud keberanian menjaga martabat dan batas etika yang seharusnya dijaga dalam ruang-ruang publik.
Ironisnya, kepergian mereka justru disambut dengan teriakan tak karuan dari sejumlah anggota DPRD, seolah kehilangan kendali atas ruang yang seharusnya menjadi tempat pertemuan gagasan, bukan ajang pamer kekuasaan.
Tindakan Eddie Mangun memberi pesan kuat: demokrasi tidak akan tumbuh dalam ruang yang bising oleh amarah dan arogansi, tetapi dalam ruang yang tenang, santun, dan saling menghargai. Inilah nilai-nilai budaya timur yang patut dijunjung—muka boleh tegas, tapi hati tetap lembut dan berwibawa.
Sebagai warga Indonesia, kita patut belajar dari sikap Eddie Mangun. Di saat sebagian figur publik mencoreng kehormatan lembaga dengan perilaku kasar, Eddie justru memberikan pendidikan politik yang elegan: bahwa kekuasaan sejati bukan tentang seberapa keras kita bicara, tetapi seberapa besar kita bisa menahan diri demi kebaikan bersama.
Terima kasih, Kaka Ema. Anda telah mengajarkan kepada kami—tanpa harus berpidato panjang—makna sejati dari kepemimpinan yang beretika dan demokrasi yang santun.
Salam hormat dan rasa bangga,
Chanry Suripatty
Jurnalis iNews TV Papua
Koordinator Wilayah Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Papua – Maluku
[red/mpr/rls]