Home / BERITA

Senin, 21 Oktober 2024 - 06:32 WIT

Korupsi, Konflik, dan Pelanggaran HAM Membelenggu Papua Terus Membara

Direktur Eksekutif YLBH Sisar Matiti, Yohanis Akwan, SH., MPA

Direktur Eksekutif YLBH Sisar Matiti, Yohanis Akwan, SH., MPA

Bintuni, Mediaprorakyat.com – Hasil Riset Cepat YLBH Sisar Matiti Tanah Papua mengungkap beberapa masalah hukum signifikan yang membelenggu Papua, mulai dari ketegangan sosial hingga persoalan hak tanah dan korupsi. Berbagai sumber, termasuk penelitian dari LIPI dan laporan Amnesty International, menyoroti perlunya solusi komprehensif untuk mengatasi persoalan ini dan mendorong perubahan.

1. Konflik Sosial dan Keamanan
Ketegangan antara penduduk asli Papua dan migran seringkali memicu kekerasan, memperburuk stabilitas sosial. Aksi militer yang bertujuan meredam kelompok pro-kemerdekaan, seperti Organisasi Papua Merdeka (OPM), sering kali dikaitkan dengan pelanggaran hak asasi manusia (HAM). Amnesty International telah menyerukan agar pemerintah lebih mengutamakan dialog daripada kekerasan karena pendekatan represif justru memperparah ketidakpercayaan masyarakat terhadap negara​

Laporan LIPI menegaskan bahwa pendekatan keamanan selama ini gagal menyelesaikan akar masalah di Papua, yang meliputi marjinalisasi, diskriminasi, dan ketimpangan pembangunan​

2. Hak atas Tanah dan Sumber Daya Alam
Pengelolaan sumber daya alam sering menimbulkan konflik antara perusahaan besar dan masyarakat adat Papua. McGibbon (2004) dalam risetnya menyatakan bahwa meskipun Papua telah menerima dana otonomi khusus, masalah hak tanah tetap menjadi isu kritis karena kurangnya transparansi dan keterlibatan masyarakat adat dalam proses perizinan tambang dan perkebunan​.

3. Ketimpangan Akses Keadilan
Akses keadilan bagi masyarakat Papua masih terbatas karena keterbatasan sumber daya hukum dan minimnya tenaga ahli yang memahami konteks budaya lokal. LIPI mencatat bahwa banyak kasus terkait hak tanah dan HAM sulit diselesaikan secara adil karena hambatan biaya dan sistem hukum yang tidak inklusif​

4. Korupsi dan Tata Kelola Pemerintahan
Dana otonomi khusus yang seharusnya digunakan untuk pembangunan Papua kerap diselewengkan oleh oknum pejabat. Menurut penelitian Padmi (2019), praktik korupsi ini memperburuk ketimpangan ekonomi dan memperlambat peningkatan kesejahteraan di wilayah tersebut. Hal ini juga memperburuk ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah​

Baca Juga  34 Mahasiswa FEB UNIPA Resmi Dilepas untuk KKN di Distrik Meyado, Teluk Bintuni

5. Pelanggaran HAM
Pelanggaran HAM di Papua, termasuk kekerasan oleh aparat dan pembatasan kebebasan berekspresi, masih menjadi masalah serius. Amnesty International dan Komnas HAM telah menekankan pentingnya penyelesaian kasus pelanggaran HAM melalui jalur hukum yang adil dan dialog damai​

Rekomendasi dan Harapan
Untuk mencapai perdamaian di Papua, diperlukan reformasi dalam tata kelola pemerintahan dan penghormatan penuh terhadap hak-hak masyarakat adat. Pemerintahan Prabowo-Gibran diharapkan dapat mengakhiri konflik dengan mengutamakan dialog dan solusi berbasis budaya. Langkah ini krusial untuk memulihkan kepercayaan publik dan memastikan pembangunan yang berkelanjutan di Tanah Papua​

Sumber Referensi:

Amnesty International, laporan HAM terkait Papua.
McGibbon, R. (2004). “Plural Society in Peril: Migration, Economic Change, and the Papua Conflict”.

LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), laporan tentang akar konflik Papua​

TEMPO NASIONAL

Padmi, T. (2019). “Otonomi Khusus dan Korupsi di Papua: Tantangan dalam Tata Kelola”.

[RILIS]

Share :

Baca Juga

BERITA

Kasat Lantas Polres Teluk Bintuni Berganti, IPTU Yusuf Manilet Gantikan IPTU Jan Sudarto
Keterangan Gambar: Tampak dua tersangka bersama barang bukti yang akan dimusnahkan.

BERITA

Polda Papua Barat Musnahkan 1.600 Amunisi dan Senjata Api Ilegal Milik Dua Tersangka”

BERITA

Aset Pemkab Dikembalikan! Kejari Bintuni Apresiasi Respons Masyarakat

BERITA

Barang Bukti Diantar Langsung! Kejari Teluk Bintuni Hadirkan Layanan Hukum Cepat dan Profesional
Keterangan Gambar: Kedatangan tim Itwasum Polri disambut langsung oleh Wakapolda Papua Barat, Brigjen Pol. Yosi Muhamartha, S.I.K., didampingi oleh para Pejabat Utama (PJU) Polda Papua Barat. Penyambutan berlangsung dengan penuh kehangatan sebagai bentuk penghormatan dan kesiapan Polda Papua Barat dalam mendukung pelaksanaan tugas audit. Kegiatan ini berlangsung pada Minggu, 6 Juli 2025, di Bandara Rendani, Manokwari, Papua Barat. Foto: Humas Polda Papua Barat.

BERITA

Tim Itwasum Mabes Polri Lakukan Audit di Polda Papua Barat
Keterangan Gambar: Perkumpulan Pemuda Pelajar dan Mahasiswa Kampung Kwowok Cabang Manokwari usai melaksanakan pertemuan. (Foto: Julianus Surabut / MPR)

BERITA

P3MK Manokwari Siapkan “Pasukan Baru” Kampung Kwowok Tembus UNIPA!
Keterangan Gambar: Kepala Distrik Tomu, Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, Syamsul Inai, sedang menuju tempat tugas dari Bintuni ke Tomu menggunakan longboat (perahu bermesin). Foto: Syam / Istimewa.

BERITA

Menembus Jarak dan Cuaca: Kepala Distrik Tomu Dorong Swasembada Pangan dan Akses Teknologi di Kampung
Keterangan Gambar: Foto bersama mahasiswa asal Papua Pegunungan saat menggelar kegiatan adat istiadat. Terlihat dalam gambar, Junedy Orocomna, mahasiswa asal Teluk Bintuni yang menempuh studi di Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa (STPMD) APMD, Jurusan Ilmu Pemerintahan. Kegiatan berlangsung di Titik Nol Homestay, kawasan Malioboro, Yogyakarta, Sabtu (5/7/2025). Foto: JO/Istimewa

BERITA

Mahasiswa Teluk Bintuni Dukung Pergelaran Budaya Papua Pegunungan di Yogyakarta