Mahasiswa Papua Serukan Perlawanan Nasional: “Tutup Freeport, Kembalikan Tanah Amungsa!”

Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Forum Independen Mahasiswa West Papua (FIM-WP) Wilayah Manokwari turun ke jalan, menuntut penutupan perusahaan Freeport.
Foto: Julianus / MPR

Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Forum Independen Mahasiswa West Papua (FIM-WP) Wilayah Manokwari turun ke jalan, menuntut penutupan perusahaan Freeport. Foto: Julianus / MPR

Manokwari, Mediaprorakyat.com – Suara perlawanan dari Bumi Cenderawasih kembali menggema. Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Forum Independen Mahasiswa West Papua (FIM-WP) Wilayah Manokwari turun ke jalan, Senin (7/4), menyuarakan penolakan keras terhadap keberadaan PT Freeport Indonesia di Tanah Papua.

Aksi demonstrasi damai yang digelar di depan Asrama Mansinam 1, Jalan Gunung Salju, Amban, Manokwari ini merupakan bagian dari gelombang aksi nasional yang serentak berlangsung di berbagai kota besar di Papua, seperti Jayapura, Sorong, Timika, dan Nabire.

Dengan semangat yang menyala, Koordinator Lapangan Loti Selak menyatakan bahwa aksi ini merupakan respon atas perpanjangan kontrak kerja sama antara Indonesia dan Amerika Serikat yang membuka kembali ruang eksploitasi emas di Mimika oleh Freeport.

“Freeport bukan hanya soal tambang. Ia simbol perampasan tanah, simbol pengkhianatan terhadap kedaulatan rakyat Amungsa. Kami menuntut keadilan atas hak kami yang dirampas,” tegas Loti, penuh emosi.

Meski berlangsung damai, aksi sempat dihadang oleh aparat Polresta Manokwari. FIM-WP mengecam tindakan tersebut sebagai bentuk intimidasi yang bertentangan dengan UU No. 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum.

Tuntutan Tegas FIM-WP:

  1. Tutup Freeport dan kembalikan hak kedaulatan rakyat Amungsa.
  2. Tarik seluruh pasukan militer organik dan non-organik dari Tanah Papua.
  3. Hentikan proyek strategis nasional (PSN) di seluruh wilayah Papua.
  4. Tutup perusahaan ilegal yang beroperasi di Papua.
  5. Tolak RUU TNI yang dianggap mencederai demokrasi.
  6. Berikan hak penentuan nasib sendiri bagi rakyat Papua.

Di bawah sorotan matahari dan pengawalan polisi, para mahasiswa berdiri teguh, membawa spanduk, orasi, dan semangat yang tak tergoyahkan. Aksi ini, menurut FIM-WP, bukan yang terakhir. Mereka berjanji akan terus bergerak hingga suara rakyat Papua benar-benar didengar dan direspons secara adil.

“Kami tidak akan diam. Ini bukan sekadar demo. Ini perjuangan untuk masa depan tanah kami,” tutup Loti.

[JS]

Baca Juga  Dampak Melemahnya Ekonomi di Madina: Pedagang dan Masyarakat Gelisah di Bulan Suci Ramadhan

Share :

Baca Juga

Keterangan foto: Kepala Perwakilan Ombudsman RI Papua Barat, Amus Atkana. (Foto: Dokumentasi pribadi/istimewa)

BERITA

Tenaga CPNS dan P3K di Sorsel Teriakkan Nasib Gaji, Ombudsman Papua Barat Minta Kepala Daerah Bertindak
Kasat Intel Polresta Manokwari, Antonius Firman Paribang, berdialog dengan para orang tua calon siswa di depan Kantor Dinas Pendidikan Manokwari, Rabu (3/7/2025).

BERITA

Pengamanan Ketat PPDB Manokwari, Polresta Siaga Antisipasi Lonjakan Pendaftar

BERITA

Bupati Teluk Bintuni Hadiri Pemakaman Izaac Laukoun, Sebut Sebagai Putra Terbaik Daerah

BERITA

Kapolda Papua Barat Pimpin Sidang Kelulusan Akhir Penerimaan Polri T.A. 2025: 131 Peserta Lulus Seleksi

BERITA

DPK GMNI Universitas Nusa Putra Kecam Keras Tindakan Intoleransi di Cidahu Sukabumi
Foto: Ketua Forum Anak-anak Asli 7 Suku Teluk Bintuni, Agustinus Orocomna (Istimewa)

BERITA

Agustinus Orocomna: Anak Asli 7 Suku Minta Kuota IPDN Diumumkan Terbuka, “Semua Punya Hak yang Sama”

BERITA

Polresta Manokwari Raih Juara I Layanan Polisi 110 se-Papua Barat

BERITA

Irma Filayati Apresiasi Muslimat NU: Momentum Muharram untuk Tingkatkan Kepedulian Sosial