Bintuni | Mediaprorakyat.com – Wakil Bupati Teluk Bintuni, Joko Lingara, secara resmi mencanangkan program penanaman padi sawah seluas 100 hektare yang diinisiasi oleh Dinas Pertanian Kabupaten Teluk Bintuni. Kegiatan ini berlangsung di Kampung Waraitama SP1, Distrik Menimeri, pada Selasa (3/6/2025), sebagai bagian dari program 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati dalam memperkuat ketahanan pangan dan gizi.
Kepala Dinas Pertanian Teluk Bintuni, Abraham A. Inanosa, dalam laporannya menyebutkan bahwa pengembangan lahan padi sawah tersebut tersebar di empat distrik.
“Distrik Menimeri seluas 67 hektare, Distrik Tuhiba 18 hektare, Distrik Tembuni 10 hektare, dan Distrik Meyado 5 hektare,” jelas Abraham.
Namun, Abraham juga menyoroti kendala utama yang dihadapi, yakni terbatasnya jaringan irigasi teknis.
“Saat ini irigasi hanya mengandalkan Bendungan Tuarai untuk mengairi sekitar 123 hektare sawah di Waraitama SP1 dan Banjar Ausoy SP4. Namun, jaringan irigasi ini sering mengalami kerusakan sehingga banyak lahan tidak lagi difungsikan untuk budidaya padi,” ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Bupati Joko Lingara menegaskan pentingnya penyusunan masterplan pertanian yang komprehensif.
“Saya punya mimpi besar untuk memajukan pertanian. Kita sudah punya pondasi dan akan kita laporkan ke provinsi serta kementerian terkait untuk mendapat dukungan,” ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, hadir pula Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Papua Barat, Jacob Fonataba, serta perwakilan dari Kementerian Pertanian, Dr. Yong Farmanta dari Badan Standardisasi Instrumen Pertanian.
“Kita tidak boleh takut untuk melakukan perubahan. Kebiasaan hanya mengandalkan proposal harus diubah. Kita harus bina anak-anak muda agar terlibat aktif di bidang pertanian. Berikan mereka pendidikan yang baik supaya bisa lebih maju dari kita,” tegas Joko.
Wakil Bupati juga menargetkan peningkatan luas tanam menjadi 500 hektare pada tahun 2026. Ia menambahkan, rencana pembentukan koperasi tani akan segera dilaksanakan agar hasil panen petani dapat terserap dengan baik oleh instansi-instansi pemerintahan.
“Setiap dinas nantinya wajib mengambil beras dari hasil panen petani lokal, inilah yang dimaksud kesejahteraan masyarakat,” tuturnya.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Papua Barat, Jacob Fonataba, menyambut baik program ini.
“Berdasarkan data sebelumnya, terdapat lebih dari 600 hektare lahan padi sawah di Bintuni, namun banyak lahan tidur karena masalah pengairan. Ini akan jadi perhatian kami,” ujarnya.
Sementara itu, Dr. Yong Farmanta menegaskan pentingnya percepatan program pertanian untuk menjaga zona hijau pertanian Papua Barat.
“Kami akan segera melaporkan hasil kegiatan hari ini ke Menteri Pertanian dan berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) Papua Barat untuk menyisir serta memperbaiki saluran irigasi yang rusak,” jelasnya.
Program ini menjadi langkah awal yang menjanjikan bagi Kabupaten Teluk Bintuni dalam memperkuat ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani secara berkelanjutan.
[red/tim/mpr]