Bintuni, Mediaprorakyat.com – Sekretaris Distrik Bintuni, Mozzad Elkana Kindewara, berbagi pandangannya tentang Papua dengan rekan-rekannya di Kementerian Dalam Negeri saat menimba ilmu di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementrian Dalam Negeri (BPSDM Kemendagri) , Jakarta.

Melalui analogi pohon sagu dan daun gatal, Mozzad menekankan pentingnya pemahaman dan pendekatan empati terhadap masyarakat Papua.
Mozzad menjelaskan bahwa politik sering kali menjadi sumber konflik di Papua akibat kurangnya pemahaman yang mendalam.
Dalam penjelasannya, ia menggunakan pohon sagu sebagai simbol, mengingat manfaatnya yang banyak bagi masyarakat Kabupaten Teluk Bintuni.
“Seperti halnya pohon sagu yang dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan setelah diambil hatinya, hati orang Papua juga perlu didekati dan dipahami. Jika kita mampu memberikan pemahaman yang tepat, terutama tentang politik, maka hubungan akan menjadi lebih baik,” ujar Mozzad. Rabu (31/7/2024).

Mozzad juga menekankan pentingnya mendekati hati masyarakat Papua terkhusus untuk masyarakat Teluk Bintuni dengan penuh empati dan pengertian, serupa dengan filosofi pohon sagu yang memberi manfaat melimpah bagi kehidupan mereka.
“Masyarakat adat di Papua sangat menghormati sagu sebagai makanan lokal, tetapi lebih dari sekadar santapan, karena sagu memiliki nilai filosofi tersendiri,” tambahnya.
Selama dua minggu di BPSDM Kemendagri, Kalibata, Jakarta Selatan, Mozzad merasa terharu dan bersemangat karena mendapatkan teman-teman hebat dari seluruh Nusantara. Dalam kesempatan tersebut, ia juga memperkenalkan daun gatal, tumbuhan asal Papua yang dapat mengurangi rasa sakit, kepada seniornya.
Dengan filosofi dan pemahaman yang mendalam, Mozzad berharap dapat membawa perubahan positif bagi masyarakat Papua dan mengurangi konflik yang terjadi. [HS]