Home / BERITA

Minggu, 18 Agustus 2019 - 06:06 WIT

Napas yang Tertinggal di tanah Papua

Napas yang Tertinggal di tanah Papua

Supaya ko ingat, Indonesia berakhir di sini

Ia berlari-lari sambil mendekap map merah menuju rumah. Tak sabar rasanya menyampaikan berita gembira kepada orangtuanya karena ia lulus dengan nilai tertinggi di sekolah. Sesampainya di depan pintu, Ony berseru kegirangan memanggil mamanya.

“Mama! Mama! Sa dapat juara satu. Lihat! Sa ada bawa sa punya ijazah ini!”

“Mana? Mana? Mama lihat dulu ko dapat nilai berapakah!”

Bu Rebeka bergegas keluar menyambut kedatangan anaknya yang terlihat begitu gembira.

“Mama, sa bisa lanjut sekolah to. Nanti sa bilang Bapa sa mau lanjut di Wasior saja.”

“Ko mau lanjut di mana?” Tiba-tiba Pak Lodwik muncul.

“Ko makan dulu sana.Nanti kita bicara lagi.”

Tanpa berkata apa-apa, Ony melangkah masuk ke kamar. Meletakkan ijazah yang baru saja ia terima dari Kepala Sekolah. Setelah itu, ia pergi ke dapur mencari makanan yang telah disiapkan oleh mamanya.

***

Ony begitu bersyukur memiliki kedua orangtua yang selalu berusaha memenuhi kebutuhannya di tengah hidup mereka yang sebenarnya bisa dibilang serba kekurangan. Mereka selalu bersikap demokratis dalam menghadapi setiap persoalan. Ony tahu sebentar lagi mereka pasti akan membicarakan keinginannya untuk melanjutkan pendidikan.

“Ony, ko pu orangtua ini su tua dan miskin. Ko su bisa lulus SMP saja kitong su bersyukur. Tapi, kalo ko ingin lanjut sekolah lagi, terus terang Mama dan Bapa su tra sanggup lagi kasih biaya ko punya sekolah nanti.” Pak Lodwik memberikan alasan mengapa dirinya keberatan ketika Ony menyampaikan keinginannya.

Namun, putranya tidak patah semangat. Tekadnya sudah bulat. Ia tidak ingin seperti orangtuanya kelak, hidup dalam kebodohan dan kemiskinan.

Baca Juga  PYKB Cab. Teluk Bintuni Menjadi Inspirasi dalam Berbagi Takjil di Bulan Suci Ramadhan

“Bapa, justru karena kitong miskin ini makanya sa ingin lanjut sekolah supaya kitong pu nasib bisa berubah. Kalo kitong hidup begini terus, bagaimana bisa ubah keadaan? Yang ada malah kitong tambah miskin. Kalo sa bisa lanjut, nanti sa selesai langsung cari kerja biar bisa bantu Bapa sama Mama to,” jawab Ony penuh keyakinan dan semangat.

“Trus kitong mo dapat uang dari mana untuk bayar sekolah? Makan saja bapamu harus mencari dulu baru kitong semua bisa makan,” Bu Rebeka menambahkan. Bingung bagaimana harus membayar biaya sekolah Ony nanti.

(Kutipan Buku Napas yang tertinggal di tanah Papua oleh Yayank Maulana hal : 7-8)

*****

Salam penulis

Yayank Maulana

Share :

Baca Juga

Keterangan Gambar: Warga Kampung Gondura, Distrik Gelok Beam, menerima Bantuan Sosial dan Program Keluarga Harapan (PKH) dari petugas. Tepat Sasaran! Sebanyak 61 keluarga petani menerima bantuan senilai Rp400 ribu. Warga mengapresiasi langkah cepat Pemkab Lanny Jaya. (Foto: Cr/MPR)

BERITA

Tepat Sasaran! 61 Keluarga Petani di Gondura Terima Bansos Rp400 Ribu, Warga Puji Langkah Cepat Pemkab Lanny Jaya
Wefo FC Raih Juara 1 Bupati Cup, Ketua Umum: Ini Kemenangan untuk Masyarakat Teluk Bintuni – Warga Gelar Doa Syukur Bersama (Foto: Masroh/Tim

BERITA

Wefo FC Sabet Juara Bupati Cup I: Kebangkitan Sepak Bola Teluk Bintuni!
Keterangan Gambar: Wakil Ketua II DPRK Teluk Bintuni, Yasman Yasir, terlihat mendampingi Bupati Teluk Bintuni, Yohanis Manibuy (memakai peci hitam), dalam sebuah acara. (Foto: Istimewa)

BERITA

Ketua DPW PPP Papua Barat Ucapkan Selamat Ulang Tahun ke-43 kepada Bupati Teluk Bintuni, Yohanis Manibuy

BERITA

Ricuh Plt. Kepala Distrik, LMA dan DPRK Jayawijaya Turun Tangan Damaikan Warga

BERITA

Bupati Jayawijaya Salurkan Bansos Rp20,2 M untuk 40 Distrik dan 328 Kampung
Keterangan gambar: Asisten PLN Manokwari, Jumadi Hutapea. Foto: JS/MPR.

BERITA

PLN Manokwari Tanam 1.000 Mangrove di Saubeba

BERITA

HMKJ Kota Studi Wamena Gelar Pembubaran Panitia MUA ke-3 dan Apresiasi Kepengurusan Baru
Kajati Papua Barat: Kasus Proyek Jalan di Pegaf Lebih Parah dari Mogoy–Merdey, Rp9,4 Miliar Hanya Hasilkan 74 Meter Jalan

BERITA

Kajati Papua Barat Murka: Proyek Jalan 800 Meter Jadi 74 Meter, Duit Rakyat Diduga Dijarah