Keterangan Gambar : Ketua Kelompok Tani Jaya Makmur Banjar Ausoy menunjukkan bibit padi , Jumat (27/8) MPR
Mediaprorakyat.com – Bendungan Muturi sebagai sumber air untuk keperluan irigasi yang mengairi persawahan Kampung Waraitama (SP 1) dan Kampung Banjar Ausoy (SP 4) jebol sejak bulan Juli Akhir.

Ketika di konfirmasi Muh. Yunus Laicing Pengurus P3A Kampung Banjar Ausoy bendungan Muturi sudah jebol sejak bulan Juli akhir Juli lalu, akhirnya air tidak mengalir ke sawah ujarnya , Jumat ( 27/8/2021).
Muh. Yunus berdasarkan dari penjelasannya akibat jebolnya bendungan tersebut, dia bersama Ketua P3A Cipta Lestari Kampung Waraitama pada tanggal 25 Agustus lalu menuju bendungan untuk melihat kondisi bendungan dan mengambil data.
Saya sama-sama Pak Cucu kemarin dulu ada ukur bendungan yang rusak setelah itu kita langsung kirim ke Provinsi.
” Ya syukur dari PU Provinsi dan Balai wilayah sungai Provinsi Papua Barat ada datang kemarin langsung ke bendungan, kata mereka dapat informasi dari media ” sebut Cucu.

Menurut Yunus jebolnya tanggul itu karena tidak adanya pembesian, sehingga tanggul jebol.
Hal ini dibenarkan oleh Ketua P3A Cipta Lestari Kampung Waraitama Cucu Setiawan, dia menerangkan kondisi tanggul saat ini ada sekitar 51 meter yang rusak dan 31 meter mengalami kerusakan fatal.
” Kami sudah di suruh ukur sama pihak balai , nanti tanggal 30 Agustus mereka akan datang lagi ” kata Ketua P3A Waraitama.
Akibat jebolnya tanggul Bendungan Muturi tersebut , aktivitas petani mengalami kevakuman , hal ini disampaikan oleh salah satu Ketua Kelompok Tani (Jaya Makmur) yang ada di Kampung Banjar Ausoy , Pak Kasirin.
Sebagai Ketua kelompok Tani Kasirin mengeluhkan, akibat air tidak mengalir kami tidak menggarap sawah lagi , padahal kami sudah mendapatkan bibit padi dari Pemerintah Provinsi Barat.
Ketua dari 47 orang petani ini mengakui bantuan bibit , dan pupuk subsidi lancar dari pemerintah , tapi karena tidak ada air , bibit tidak di tanam.
” Ini bibit mikongga putih ukuran 25 kilo gram, jadi petani mendapatkan satu zak untuk setiap hektarnya.
Jadi kami sangat berharap air segera mengalir, takut nanti bibitnya kadaluarsa di karung dan kasihan juga untuk Anggota saya yang memelihara ikan. Ikannya pada mati ” pungkas Kasirin.
Pantauan wartawan di lapangan, Kondisi persawahan di tumbuhi rerumputan , tidak tampak aktivitas petani menggarap sawah.
(Haiser Situmorang)