Keterangan Gambar : Ketua Ikatan Mahasiswa PPPMTB kota Studi Sorong, Yosias Meserey dan Nikolaus Ogeney sebagai humas Ikatan Mahasiswa PPPMTB kota Studi Sorong. foto: MPR
Mediaprorakyat.com – Sebanyak 300 orang mahasiswa asal Kabupaten Teluk Bintuni yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa PPPMTB kota Studi Sorong sebagian bertempat tinggal di asrama Teluk Bintuni JL. KANAL VICTORY PANTAI KM. 10, Kel. Kladufu, Kec. Sorong Timur, Kota Sorong Papua Barat, sebagian lagi menyewa rumah kos.
Ketua Ikatan Mahasiswa PPPMTB kota Studi Sorong, Yosias Meserey menjelaskan asrama yang di kontrak saat ini tidak mampu menampung semua mahasiswa kota studi Sorong, akhirnya sebagian lagi kos, jelasnya , Bintuni , Kamis (19/08/2021)
Mahasiswa semester tujuh di Universitas Muhammadiyah ( Unamin) Kota Sorong ini menerangkan terkait peruntukan biaya pendidikan yang di terima dari Pemerintah Daerah Kabupaten Teluk Bintuni melalui Bagian Kesejahteraan rakyat (Bag Kesra) digunakan untuk membayar sewa kos.
” Jumlah kami kurang lebih 300 orang jadi bantuan yang kami dapat dari pemerintah akhirnya kami gunakan untuk membayar kos , kalau asrama Sorong yang ada di jalan viktori itu Pemda yang tanggung ” kata Yosias kepada wartawan.
Yosias di dampingi oleh Nikolaus Ogeney sebagai humas Ikatan Mahasiswa PPPMTB kota Studi Sorong menuturkan terkait pentingnya biaya untuk mahasiswa tersebut maka beberapa hari lalu mereka melakukan aksi di Kantor DPRD Kabupaten Teluk Bintuni menuntut biaya pendidikan dari Pemda Kabupaten Teluk Bintuni harus segera di cairkan.
” Kami sangat membutuhkan biaya itu untuk membayar uang kuliah (SPP) juga keperluan lain termasuk bayar kos untuk teman-teman lain ” ungkapnya.
Dia juga menjelaskan soal bantuan pendidikan yang menurutnya sudah dua tahun belum di terima oleh mahasiswa kota studi Sorong.
Sudah dua tahun berjalan sejak tahun 2019, semester tiga belum mendapatkan bantuan dari Pemda Teluk Bintuni tepatnya dari Kesra. Lanjut dia, Sekarang ini sudah tahap kedua dari tahun 2020 khususnya untuk semester tiga kami belum ambil.
Semester empat dan studi akhir mereka sudah dapat tapi separoh, untuk tujuh suku studi akhirnya 11 juta, yang Nusantara 10 juta,tapi kemarin mereka terima yang tujuh suku 5 juta 5 ratus, yang Nusantara 5 juta, terang Yosias.
Jadi yang kemarin kami tuntut itu untuk semester tiga, waktu memasukkan data kami semester tiga sudah kasih masuk data tapi yang terealisasi hanya semester empat dan semester delapan, dan studi akhir pun mereka hanya dapat setengah saja.
Saat ini saya sudah semester tujuh, sebelumnya waktu Lewi Ibori yang menjabat sebagai Kabag kesra kita terima lancar, tapi setelah di ganti dengan bapa Yarangga sampai sekarang terkendala, sehingga kami demo Kemarin.
Untuk semester tiga sampai semester delapan dana yang di terima 5 juta 5 ratus untuk tujuh suku dan 5 juta untuk Nusantara per semester.
Kami berharap agar bantuan untuk kami segera di realisasikan , jangan di tunda karena ini sudah masuk dua tahun, pungkasnya. (Haiser Situmorang)