Manokwari | Mediaprorakyat. com-Sekretaris Jendral (Sekjen) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Papua (UNIPA) Anan A. Ahorem, mengimbau masyarakat Manokwari agar tidak lagi mengatasnamakan suku, agama, maupun ras dalam kehidupan bermasyarakat di daerah tersebut.
“Manokwari itu kota bersama, jadi jangan membeda-bedakan suku, ras, dan agama,” ujarnya saat diwawancarai awak media di Amban, Manokwari, Papua Barat, Kamis (03/09/2025).
Ia menegaskan, imbauan itu sejalan dengan moto Bupati Manokwari Hermus Indouw, yakni “Manokwari untuk semua, semua untuk Manokwari.”
Menurutnya, semboyan tersebut harus menjadi dasar kebersamaan dan toleransi di tengah masyarakat.
Lebih lanjut, Anan yang juga anak asli dari Arfak mengingatkan agar tidak ada lagi pihak-pihak tertentu yang mengatasnamakan suku, agama, maupun ras untuk menimbulkan perpecahan.
“Jangan ada bahasa tanah ini milik satu suku tertentu, lalu melarang orang lain untuk melakukan aktivitas dan aksi unjak rasa,” tegasnya.
Meski demikian, ia menekankan bahwa aksi atau gerakan yang berpihak kepada rakyat sepatutnya mendapat dukungan bersama.
Menurutnya, mahasiswa yang turun ke jalan bukan semata untuk kepentingan kelompok, tetapi menyuarakan aspirasi masyarakat luas.
“Aksi unjuk rasa yang sering dilakukan mahasiswa itu merupakan perpanjangan tangan dari suara rakyat yang sedang diperjuangkan oleh mahasiswa” katanya.
Ia juga menyinggung aksi unjuk rasa mahasiswa yang berlangsung pada Selasa (2/9/2025) kemarin.
Menurutnya, aksi tersebut merupakan bagian dari gerakan nasional yang membawa aspirasi masyarakat di berbagai daerah, termasuk Manokwari.
“Kami menyuarakan untuk kepentingan seluruh rakyat yang ada di Manokwari maupun di daerah lain,” ungkapnya.
Oleh sebab itu, ia berharap masyarakat agar dapat menjaga toleransi tanpa membeda-bedakan identitas suku, agama, maupun ras di Kabupaten Manokwari.
[red/mpr/js]









