Home / Berita

Sabtu, 28 Juni 2025 - 23:36 WIT

Mahasiswa Jayawijaya di Manokwari Tolak Penempatan TNI di Distrik Ibele

Caption: Suasana konferensi pers yang berlangsung di aula Asrama Mahasiswa Jayawijaya, Jalan Tugu Jepang, Amban, Manokwari.

Caption: Suasana konferensi pers yang berlangsung di aula Asrama Mahasiswa Jayawijaya, Jalan Tugu Jepang, Amban, Manokwari.

Manokwari |Mediaprorakyat.com- Puluhan mahasiswa asal Kabupaten Jayawijaya yang sedang menempuh pendidikan di Manokwari menyatakan penolakan terhadap penempatan personel militer di Distrik Ibele, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan.

Pernyataan sikap tersebut disampaikan dalam konferensi pers yang digelar pada Sabtu, (28/6/2025), di Aula Asrama Mahasiswa Jayawijaya, Jalan Tugu Jepang, Amban, Manokwari.

Penolakan ini muncul menyusul kehadiran aparat TNI yang mulai ditempatkan di wilayah Distrik Ibele sejak Selasa, 24 Juni 2025. Penempatan tersebut diklaim bertujuan untuk mendukung pembangunan jalan Ibele-Taelarek, serta membantu pelayanan kesehatan dan pendidikan. Namun, mahasiswa menilai penempatan itu tidak melalui prosedur yang jelas dan tidak ada koordinasi resmi dengan tokoh tokoh adat, gereja, pemerintah kampung, intelektual, perempuan dan tokoh pemuda serta masyarakat setempat.

Koordinator lapangan, Gerry Hiluka, dalam keterangannya menyebut bahwa keberadaan TNI telah menimbulkan keresahan di kalangan warga sipil.

“Kehadiran militer membatasi aktivitas masyarakat seperti berkebun dan bertani. Ini bisa memicu trauma psikologis, khususnya bagi warga yang sebelumnya sudah pernah mengalami kekerasan atau konflik,” tegas Gerry.

Ia menambahkan bahwa mahasiswa sangat khawatir penempatan militer akan memicu potensi konflik bersenjata dan memperburuk situasi hak asasi manusia di kawasan tersebut. Selain itu, ekonomi masyarakat adat dikhawatirkan akan terganggu akibat keterbatasan ruang gerak di wilayah yang telah dimiliterisasi.

“Kami percaya bahwa keamanan sejati tidak dibangun melalui senjata, tetapi melalui keadilan, penghormatan terhadap hak-hak masyarakat, dan pembangunan yang berpihak pada rakyat,” imbuhnya.

Dalam pernyataan sikap mereka, mahasiswa Jayawijaya di Manokwari mengeluarkan sejumlah tuntutan sebagai berikut:

1. Pemerintah daerah dan Dandim 1702/Jayawijaya segera menarik seluruh pasukan TNI dari Distrik Ibele.

2. Menghentikan pendekatan militer terhadap warga sipil di wilayah tersebut.

Baca Juga  Inspektorat Papua Barat Selidiki Dugaan Keterlibatan ASN dan Honorer dalam Video Asusila

3. Mengutamakan pembangunan berbasis pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi lokal.

4. Menolak pendirian pos militer di atas tanah adat tanpa persetujuan resmi masyarakat.

5. Mengutuk keras pihak-pihak yang mengatasnamakan masyarakat adat untuk melegitimasi kehadiran militer.

6. Mendesak agar pemerintah melihat Ibele sebagai tanah damai*, bukan daerah operasi militer.

Mahasiswa juga mengusung slogan
“Ibele butuh guru dan dokter, bukan TNI atau Polri. Ibele adalah tanah damai, bukan daerah operasi militer.”

Melalui konferensi pers ini, para mahasiswa berharap agar suara mereka dijadikan pertimbangan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta aparat keamanan agar tidak mengulangi pendekatan militeristik yang justru memperparah luka kolektif masyarakat Papua, khususnya di kabupaten Jayawijaya, provinsi Papua pegunungan (JS)

Share :

Baca Juga

Berita

Mahasiswa Unimutu Sampaikan Aspirasi ke Wakil Ketua DPRK Teluk Bintuni

Berita

Sambut HUT ke-80, Brimob Batalyon C Pelopor Gelar Anjangsana di Bintuni
Tampak Wakil Bupati Teluk Bintuni menyematkan mahkota dan noken adat kepada Kepala Kejaksaan Negeri Teluk Bintuni yang baru, sebagai simbol kehormatan dan penyambutan di Tanah Sisar Matiti. (Foto: Humas Kejari Teluk Bintuni)

Berita

Wakil Bupati Teluk Bintuni Sambut Kajari Baru dengan Prosesi Adat Tanah Sisar Matiti

Berita

Fasilitator dari Berbagai Provinsi Dukung Program GASING di Teluk Bintuni
Keterangan gambar: Kepala Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Teluk Bintuni, Dr. Henry D. Kapuangan, berjabat tangan dengan peserta usai menyematkan tanda peserta pada kegiatan Program Cakap Membaca dan Berhitung (GASING) Fase II di SMP Negeri 2 Bintuni, Senin (3/11/2025).

Berita

Teluk Bintuni Lanjutkan Program GASING untuk Tingkatkan Kompetensi Guru
Keterangan Gambar: Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan (tengah), berpose bersama jajaran pengurus Lembaga Masyarakat Adat (LMA) dan Forum Komunikasi Hak-hak Masyarakat Adat Suku Besar Sebyar usai pertemuan di Masinam Beach, Manokwari, Minggu (2/11/2025). Pertemuan tersebut membahas aspirasi masyarakat adat terkait pemerataan Dana Bagi Hasil (DBH) serta pengelolaan sumber daya migas di wilayah adat Sebyar. (Sumber foto: Narasumber)

Berita

Gubernur Dominggus Mandacan Turun Tangan! Aspirasi Masyarakat Adat Sebyar Siap Ditindaklanjuti
Pembinaan Asrama Mahasiswa Sorong Selatan di Manokwari Bentuk Karakter dan Disiplin Generasi Penerus 📸 Sesi foto bersama pembina, senior, dan mahasiswa baru Asrama Mahasiswa Sorong Selatan di Manokwari. (Foto: JS/MPR)

Berita

Asrama Sorong Selatan Gelar Pembinaan: Bekal Disiplin dan Tanggung Jawab bagi Generasi Muda
Pusat Penelitian Bahasa dan Budaya UNIPA Gelar Pelatihan Merajut Noken Papua: Lestarikan Warisan Budaya di Kalangan Mahasiswa Keterangan foto: Suasana kegiatan pelatihan merajut noken di Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Papua (UNIPA), Manokwari.

Berita

Pusat Penelitian Bahasa dan Budaya UNIPA Lestarikan Kearifan Lokal Lewat Pelatihan Noken