Manokwari | Mediaprorakyat.com – Fakultas Teknologi Pertanian (FATETA) Universitas Papua (UNIPA) melaksanakan program pengabdian masyarakat di Kampung Sidey Makmur, Distrik Sidey, Kabupaten Manokwari, Papua Barat, dengan memperkenalkan mesin pemarut sagu tipe silinder Variant-02 kepada kelompok tani setempat.
Kegiatan yang berlangsung pada 15–18 September 2025 ini merupakan bagian dari Program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNIPA. Program tersebut didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) Kemendiktisaintek RI.
Ketua tim pelaksana, Risma Uli Situngkir, menjelaskan pelatihan dilakukan dengan metode *learning by doing* di lokasi dusun sagu, mulai dari penyiapan infrastruktur, pengoperasian, hingga pemeliharaan mesin.
Menurut Risma, penggunaan mesin pemarut sagu ini terbukti mampu meningkatkan kapasitas produksi kelompok tani secara signifikan. “Dengan mesin Variant-02, waktu pengolahan satu pohon sagu bisa dipangkas menjadi 16 jam saja, dibandingkan metode tradisional yang membutuhkan hingga enam hari,” ujarnya, Minggu (21/9/2025).
Dalam uji coba, mesin mampu menghasilkan total parutan 1.719 kg, dengan rata-rata kapasitas pemarut 573 kg/jam dan rendemen pati basah sebesar 524 kg. Sementara metode tradisional hanya menghasilkan sekitar 180 kg pati basah per minggu.
“Dengan mesin ini, produksi meningkat hampir tiga kali lipat. Jika harga jual pati basah Rp10.000 per kilogram, maka pendapatan mingguan kelompok tani bisa mencapai Rp5,24 juta,” jelasnya.
Meski demikian, Risma menekankan bahwa produk yang dihasilkan masih berupa pati basah dan belum memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI). Proses tambahan seperti pengeringan dan penggilingan masih diperlukan agar kualitas produk lebih kompetitif.
Salah satu anggota kelompok tani, Manasye Krey, menyampaikan apresiasinya atas program ini. “Bantuan mesin dan pelatihan ini mewujudkan kerinduan kami menjadikan sagu sebagai mata pencaharian utama. Saya berharap program seperti ini juga diterapkan di kelompok tani lain di Distrik Sidey,” ungkapnya.
Tim pengabdian masyarakat FATETA UNIPA ini diketuai Risma Uli Situngkir dengan anggota Ir. Darma, M.Si., Ph.D., serta Reniana, STP., M.Sc. Mereka berkomitmen terus mengembangkan inovasi berbasis riset untuk memperkuat ketahanan pangan masyarakat Papua melalui sagu sebagai komoditas lokal unggulan.


FATETA UNIPA kenalkan mesin pemarut sagu di Sidey, tingkatkan produksi hingga tiga kali lipat. (Foto: JS/MPR)
[red/mpe/js]









