Manokwari | mediaprorakyat.com — Suasana semarak dan penuh warna menyelimuti kawasan wisata Pantai Bakaro, Distrik Manokwari Timur, Kabupaten Manokwari, Papua Barat, pada Sabtu (2/8/2025).
Dalam kegiatan bertajuk Festival Manokwari Menari, berbagai elemen masyarakat tumpah ruah menyaksikan dan berpartisipasi dalam perayaan budaya yang mengangkat nilai-nilai kearifan lokal Papua.
Festival yang berlangsung dari pukul 09.00 hingga 17.00 WIT ini menghadirkan beragam kegiatan menarik, mulai dari pertunjukan tari tradisional, pameran kerajinan tangan, aksesoris khas Papua, hingga sajian kuliner lokal berbahan dasar hasil laut.
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Bakari, Woria Managasi, menyebut bahwa kegiatan ini merupakan langkah awal untuk menjadikan Pantai Bakaro sebagai pusat destinasi budaya dan wisata edukatif di Manokwari Timur.
“Festival ini bukan hanya hiburan, tapi juga ajakan kepada masyarakat agar sadar akan potensi yang dimiliki. Kami ingin Pantai Bakaro menjadi tujuan wisata yang berkembang dan berkelanjutan,” ujarnya.
Melalui dukungan masyarakat dan kehadiran mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM), berbagai pelatihan keterampilan diberikan kepada warga lokal. Kegiatan tersebut mencakup pembuatan aksesori dari bahan daur ulang seperti sisik dan tulang ikan, serta kerajinan berbahan dasar kerang yang banyak ditemukan di pesisir pantai.
Hasil karya warga pun dipajang dan dijual dengan harga terjangkau, mulai dari lima ribu rupiah hingga ratusan ribu rupiah untuk kalung khas Papua. Produk-produk tersebut tak hanya menjadi cendera mata, tetapi juga simbol semangat masyarakat dalam mengelola kekayaan budaya dan sumber daya alam.
“Kami manfaatkan apa yang ada di sekitar pantai. Dari tulang ikan kami buat stik dan nugget, dari sisik kami olah jadi bunga. Semuanya punya nilai,” tambah Woria.
Festival Manokwari Menari merupakan kegiatan perdana yang digelar di Distrik Manokwari Timur. Partisipasi dari tiga kampung (Bakaro, Susweni, dan Aipiri) menunjukkan kesatuan langkah dalam memperkenalkan potensi lokal ke tingkat yang lebih luas.
Salah satu pelaku usaha lokal mengungkapkan rasa bangganya dapat menunjukkan karya kepada masyarakat luas.
“Saya bersyukur akhirnya bisa menunjukkan hasil keterampilan kami kepada banyak orang. Semoga ke depan bisa lebih besar lagi,” ungkapnya.
Festival ini juga menjadi momentum untuk merintis kerja sama antara masyarakat lokal, pemerintah kampung, distrik, hingga pemerintah daerah dan provinsi. Woria berharap ke depan kegiatan ini dapat berlangsung selama dua hari dan menjadi agenda tahunan.
“Harapan kami, semua elemen bergandengan tangan. Mari kita kelola wisata Bakaro ini bersama-sama demi masa depan yang lebih baik,” pungkasnya.
[red/mpr/js]