Bintuni | Mediaprorakyat.com — Warga Kampung Awaba, Distrik Bintuni Timur, mempertanyakan kejelasan operasional proyek penampungan air bersih yang dibangun oleh Balai Wilayah Sungai Papua Barat (BWS PB). Meski fisik bangunan telah rampung sejak 2021, fasilitas tersebut belum difungsikan secara maksimal hingga kini.
Bangunan tangki air berwarna biru bertuliskan “BWS PB TA-2021” berdiri tepat di belakang Kantor Kampung Awaba. Namun, warga menyebut penampungan tersebut hanya pernah terisi penuh satu kali, yaitu pada bulan Mei lalu.
“Pernah jalan airnya sampai tumpah-tumpah waktu bulan Mei lalu, itu hanya sekali sejak penampungan ini ada,” ungkap seorang warga saat ditemui wartawan, Kamis siang (31/7/2025)
Warga menyayangkan minimnya informasi terkait kapan air bersih akan mengalir secara rutin ke rumah-rumah mereka. Saat ini, masyarakat Kampung Awaba masih bergantung pada sumur bor untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi, mencuci, dan memasak. Sementara untuk kebutuhan air minum, mereka membeli air galon.
“Untuk mandi, cuci piring, cuci baju, kami pakai air sumur bor. Kalau untuk air minum, kami beli air galon,” tutur salah seorang warga.
Kondisi serupa juga terjadi di Distrik Manimeri, yang turut menjadi lokasi proyek air bersih serupa. Sejumlah warga di wilayah tersebut mempertanyakan komitmen dan transparansi pemerintah, khususnya dari pihak BWS Papua Barat, dalam pengelolaan dan pengoperasian fasilitas air bersih tersebut.
“Air bersih itu kebutuhan utama. Kalau sudah dibangun, kami minta segera difungsikan. Jangan dibiarkan mubazir,” tegas seorang tokoh masyarakat.
Berdasarkan data yang dihimpun Mediaprorakyat.com proyek pembangunan air baku di Kabupaten Teluk Bintuni, yang dikerjakan oleh PT Melo Aneka Raya dengan nilai kontrak sebesar Rp34,7 miliar, belum mampu memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, meski telah berjalan sejak 2021.
Adapun proyek-proyek air bersih yang berada di bawah naungan BWS Papua Barat dikerjakan oleh kontraktor berbeda-beda, tergantung pada jenis dan lokasi kegiatan. Nilai proyek pun bervariasi, menyesuaikan tingkat kompleksitas dan ruang lingkup pekerjaan.
Hingga berita ini diturunkan, pihak BWS Papua Barat belum memberikan keterangan resmi terkait operasional dan kelanjutan proyek-proyek tersebut.
[red/mpr/hs]