Manokwari | mediaprorakyat.com – Mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Manokwari melaksanakan praktik lapangan di lingkungan kampus sebagai bagian dari penerapan mata kuliah semester empat. Kegiatan ini menjadi bukti nyata kontribusi generasi muda dalam mendukung ketahanan pangan, khususnya melalui pemanfaatan lahan terbatas dengan sistem hidroponik. Kegiatan dilaksanakan pada Minggu (27 Juli 2025).
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Polbangtan Manokwari, Yitro Warwer, menjelaskan bahwa program ini berangkat dari kebutuhan untuk meningkatkan ketahanan pangan dan mengoptimalkan ruang yang tersedia secara efisien.
“Kami melihat bahwa sistem hidroponik sangat cocok diterapkan di lingkungan kampus karena efisien dalam penggunaan air dan cocok untuk tanaman bernilai ekonomis seperti seledri,” ujar Yitro.
Budidaya seledri dilakukan pada empat unit instalasi hidroponik yang dibangun di atas lahan seluas 16 meter x 3 meter. Masing-masing unit berukuran 4 meter x 2 meter dan sudah dapat dipanen dalam waktu 1–2 bulan setelah masa tanam.
Pemilihan seledri bukan tanpa alasan. Menurut Yitro, selain mudah dibudidayakan, permintaan pasar terhadap seledri hidroponik cukup tinggi.
“Kami sudah memasarkan hasil panen ke beberapa titik strategis di Manokwari, seperti Istana Buah dan Sayur Wosi, Kalawai, Devan Mart, serta ke tokoh masyarakat, pegawai dinas, dosen kampus, dan warga di Reremi serta Pasar Sanggeng,” jelasnya.
Meski demikian, mahasiswa menghadapi berbagai tantangan seperti pengendalian hama, cuaca yang tidak menentu, serta kebutuhan nutrisi tanaman. Namun, semua itu menjadi bagian dari proses pembelajaran praktis yang sangat berharga.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program akademik kampus yang mendorong mahasiswa untuk terlibat langsung dalam praktik pertanian modern.
“Mahasiswa jadi lebih paham tentang manajemen pertanian, teknik budidaya, dan pemasaran hasil panen,” tambah Yitro.
Melihat hasil dan antusiasme yang tinggi, Polbangtan Manokwari berencana mengembangkan budidaya ini ke skala yang lebih besar dengan menambah jenis tanaman dan kapasitas produksi.
Yitro berharap kegiatan ini mampu mendorong kesadaran generasi muda akan pentingnya keterlibatan mereka dalam pertanian berkelanjutan.
“Kami ingin tunjukkan bahwa pertanian bukan sekadar teori, tapi bisa menjadi solusi masa depan jika kita mau berinovasi,” pungkasnya.

[red/mpr/js]