Wamena | Mediaprorakyat.com – Dalam suasana penuh haru dan kekeluargaan, Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Wowarek, Distrik Kurulu, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan, menggelar acara syukuran kelulusan siswa-siswi kelas 6 tahun ajaran 2025 pada Sabtu, 5 Juli 2025.
Acara yang berlangsung di lingkungan sekolah tersebut dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat dan pemerintah, termasuk anggota DPRD Kabupaten Jayawijaya Agustus Mabel, A.Md.Par., Kepala Distrik Kurulu Bapak Natali Surabut, tiga kepala kampung, tokoh adat, tokoh gereja, tokoh perempuan, tokoh pemuda, serta perwakilan dari Dinas Pendidikan Bidang SD Provinsi Papua Pegunungan.

Jayan Pradana Purba, salah satu guru SD Negeri 1 Wowarek, menjelaskan bahwa acara syukuran ini mencakup tiga momen penting, yaitu:
1. Penganugerahan kepada Bapak Edi, guru SD Negeri 1 Wowarek, yang menerima penghargaan sebagai Guru Terbaik Tingkat Nasional.
2. Kelulusan lima siswa kelas 6 yang telah menyelesaikan pendidikan dasar dan siap melanjutkan ke jenjang SMP.
3. Penghargaan kepada Rian Marian, siswa kelas 6 yang meraih prestasi nasional dalam kategori “7 Kelakuan Terbaik”.
Rangkaian kegiatan dimulai dengan ibadah syukur, dilanjutkan sambutan dari para tokoh yang hadir, dan ditutup dengan acara ramah-tamah serta pembagian sembako berupa Supermi, roti, dan susu kepada seluruh siswa kelas 1–6 serta masyarakat sekitar.
Selain sebagai ajang perayaan keberhasilan, acara ini juga menjadi wadah penyampaian aspirasi dan harapan masyarakat. Habel Surabut, perwakilan tokoh adat, menyampaikan bahwa SD Negeri 1 Wowarek berada di wilayah pendidikan yang sulit dijangkau, terutama akibat banjir tahunan yang sempat menghentikan kegiatan belajar-mengajar hingga dua bulan. Bahkan, sebagian kegiatan belajar terpaksa dipindahkan ke rumah guru dan warga karena air banjir mencapai setinggi dada orang dewasa.
Dalam kesempatan tersebut, masyarakat menyampaikan harapan besar kepada pemerintah, antara lain:
Renovasi gedung sekolah agar lebih layak dan tahan terhadap banjir.
Penambahan tenaga guru tetap, karena saat ini hanya tersedia tiga guru PPPK dan satu kepala sekolah berstatus PNS.
Peningkatan akses transportasi ke wilayah kampung guna mendukung mobilitas siswa serta distribusi hasil perekonomian masyarakat.
“Kami ingin anak-anak kami tidak sekadar sekolah lalu pergi dari kampung, tapi kembali untuk membangun daerah ini. Pendidikan adalah harapan kami agar daerah terpencil ini bisa melahirkan pemimpin masa depan,” ujar salah satu tokoh adat dalam sambutannya.
Acara ditutup dengan semangat gotong-royong, di mana masyarakat dan siswa bersama-sama membersihkan halaman sekolah sebagai bentuk tanggung jawab kolektif untuk menjaga fasilitas pendidikan.
[red/mpr/js]