Bintuni | Mediaprorakyat.com — Banjir yang melanda Distrik Yakora dan Distrik Aranday, Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, selama tiga hingga empat hari terakhir memicu gelombang kritik dari warga. Ketidakpuasan terhadap lambannya penanganan pemerintah daerah ramai diperbincangkan di grup WhatsApp komunitas lokal.
Salah satu warga, dengan akun mehendrahendra659, mengungkapkan keprihatinannya atas kondisi Kampung Baru Irira di Distrik Aranday yang terdampak cukup parah.
Ia menduga banjir tersebut merupakan imbas dari perubahan iklim, sekaligus mempertanyakan respons pemerintah terhadap kondisi warganya.
“Adakah mata pemerintah Teluk Bintuni diarahkan ke masyarakat yang sedang membutuhkan bantuan?” tulisnya dalam pesan yang di kutip media ini , Minggu 25 Mei.
Nada serupa disuarakan oleh pengguna lain dengan inisial noname, yang menegaskan bahwa kritik warga adalah bentuk aspirasi, bukan provokasi.
“Kami kawal janji pemerintah. Jangan marah hanya karena sentilan kecil dari masyarakat. Kami paham bahwa grup ini adalah tempat masyarakat mengeluh,” ujarnya.
Meski mengkritik, noname juga memberi catatan bahwa bencana tak bisa diprediksi.
“Pemerintah tentu tidak menginginkan ini terjadi kepada masyarakat. Tetapi pasti akan melihat apa yang terjadi. Namanya juga bencana, tidak ada manusia yang tahu.”
Namun demikian, kekecewaan warga tetap mengemuka. Beberapa warga menyoroti belum adanya aksi konkret dari pemerintah di lapangan.
“Apakah tidak ada tindak lanjut dari pemerintah untuk masyarakat yang terkena dampak musibah? Sampai sekarang belum ada eksekusi dari pemerintahan,” ujar seorang warga.
Sorotan juga diarahkan pada lemahnya koordinasi antarlevel pemerintahan. “Belum ada perubahan dalam koordinasi, jadi penanganannya masih seperti budaya masa lalu,” tambah warga lainnya.
Yang menjadi sorotan adalah keberadaan Pasukan Reaksi Cepat Penanganan Bencana (PRCPB) yang belum terlihat bergerak, meski baru-baru ini telah dideklarasikan.
PRCPB dibentuk dalam Apel Gelar Batalyon Komposit yang digelar pada 30 April lalu di Lapangan Makodim 1806/TB, Distrik Manimeri.
Diketahui, Kegiatan tersebut dipimpin oleh Dandim 1806/TB Letkol Inf Teguh Eko Efendy, S.E., dan dihadiri unsur pemerintah daerah.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada pernyataan resmi dari Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni mengenai langkah penanganan banjir di dua distrik terdampak.
Masyarakat kini menunggu realisasi sinergi lintas sektor yang telah digaungkan, agar tidak berhenti pada seremoni semata, melainkan diwujudkan dalam bentuk aksi nyata di tengah situasi darurat yang masih berlangsung.
[red/mpr]