Home / Berita / Nasional / Papua Barat / Teluk Bintuni

Sabtu, 3 Mei 2025 - 23:15 WIT

Masyarakat Adat Suku Sumuri Tolak Perluasan Perkebunan Sawit oleh PT. Borneo Subur Prima

Masyarakat adat Suku Sumuri menyatakan penolakan terhadap rencana perluasan perkebunan kelapa sawit oleh PT Borneo Subur Prima. Aksi penolakan dilakukan pada Sabtu (3/5/2025) dengan membawa kertas bertuliskan pernyataan penolakan.  Foto: SW/MPR

Masyarakat adat Suku Sumuri menyatakan penolakan terhadap rencana perluasan perkebunan kelapa sawit oleh PT Borneo Subur Prima. Aksi penolakan dilakukan pada Sabtu (3/5/2025) dengan membawa kertas bertuliskan pernyataan penolakan. Foto: SW/MPR

Bintuni, Mediaprorakyat.com – Masyarakat adat Suku Sumuri di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, menyatakan penolakan tegas terhadap rencana perluasan perkebunan kelapa sawit oleh PT. Borneo Subur Prima di wilayah tanah adat mereka.

Pernyataan ini disampaikan dalam Musyawarah Suku Sumuri yang digelar di Balai Kampung Tofoi, Distrik Sumuri, Kabupaten Teluk Bintuni, Provinsi Papua Barat, pada Sabtu (3/5/2025).

Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan dari 19 marga yang tergabung dalam masyarakat adat Sumuri.

Dalam forum tersebut, masyarakat menyampaikan permintaan kepada Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni, khususnya kepada Dinas Lingkungan Hidup, untuk tidak menerbitkan izin tambahan bagi perusahaan tersebut.

Mereka menilai bahwa kehadiran PT. Borneo Subur Prima selama ini tidak memberikan dampak positif yang nyata terhadap kesejahteraan masyarakat adat.

“Kami menolak perluasan lahan sawit ini karena selama ini tidak ada manfaat langsung yang kami rasakan. Tanah adat kami adalah warisan leluhur yang harus dilindungi, bukan dikomersialisasi untuk kepentingan korporasi,” tegas Benediktus Ateta, Kepala Marga Ateta, mewakili 18 marga lainnya.

Penolakan masyarakat juga didukung oleh anggota Majelis Rakyat Papua Barat (MRPB) wilayah Teluk Bintuni, Tresya Ateta dan Eduard Orocomna, yang turut hadir dalam musyawarah tersebut.

Benediktus menambahkan, penolakan ini mencerminkan kekhawatiran masyarakat adat terhadap praktik eksploitasi sumber daya alam yang dilakukan tanpa konsultasi dan persetujuan mereka.

“Masyarakat Sumuri berharap pemerintah bersikap tegas dan berpihak pada perlindungan hak-hak masyarakat adat, termasuk menjaga kelestarian lingkungan dan tanah ulayat mereka,” pungkasnya.

[SW/HS]

Baca Juga  Bakti Religi Polres Teluk Bintuni: Wujud Nyata Kepedulian dan Toleransi Lintas Agama

Share :

Baca Juga

Keterangan gambar: Wakil Bupati Teluk Bintuni Joko Lingara (kiri) bersama Ketua Umum PBSI Provinsi Papua Barat Drs. Deddy Sunandar saat pelantikan Pengurus PBSI Teluk Bintuni masa bakti 2025–2029.

Berita

PBSI Teluk Bintuni Dilantik, Wabup Tekankan Pembinaan Atlet
Ketua DPC PDIP Teluk Bintuni periode 2025–2030: Ma'dika, S.Pd

Berita

Madika S.Pd Nahkodai PDIP Bintuni: Siapkan Lompatan Politik Menuju 5 Kursi Dewan
Wamen Dikdasmen Apresiasi Peran Muhammadiyah dalam Menekan Angka Putus Sekolah di Papua Barat

Berita

Wamen Dikdasmen Apresiasi Muhammadiyah Tekan Angka Putus Sekolah di Papua Barat

Berita

Selaraskan Pembangunan dengan Visi SERASI, Kesbangpol Bintuni Bimbing Organisasi Penerima Hibah

Berita

SMAMCO Manokwari Resmi Dibuka, Perkuat Integrasi Pendidikan dan Budaya Adat

Berita

PDIP Teluk Bintuni Gelar Konfercab, Teguhkan Konsolidasi dan Penguatan Kader Menuju Pembangunan Daerah

Berita

HUT PGRI ke-80 dan HGN 2025: Teluk Bintuni Jadi Tuan Rumah Perayaan Tingkat Papua Barat
Keterangan Gambar: Sejumlah pejabat daerah dan perwakilan perusahaan berdiri di panggung utama saat prosesi pelepasan kargo LNG perdana oleh PT Padoma Ubodari Energy di Kampung Tanah Merah Baru, Distrik Sumuri, Kabupaten Teluk Bintuni. Acara yang berlangsung pada 24 November 2025 ini digelar dengan latar pemandangan laut yang memperkuat suasana seremoni peresmian. (Istimewa)

Berita

Pengiriman Perdana Kargo LNG PT Padoma Ubodari Energy Resmi Dilepas di Teluk Bintuni