Bintuni, Mediaprorakyat.com – Warga Kampung Romares mengeluhkan asap dari pembakaran sampah yang terjadi di sekitar Tempat Pembuangan Sampah (TPS) di Tisay, Bintuni Timur. Lokasi TPS ini berdekatan dengan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan menyebabkan asap yang mengganggu kenyamanan warga.
Salah satu warga Kampung Romares yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan bahwa pembakaran sampah dilakukan setiap hari pada sore hari, sekitar pukul 17.00 hingga 18.00 WIT. Asap yang dihasilkan terbawa angin ke permukiman, sehingga mengganggu masyarakat setempat.
“Kami berharap agar pemerintah daerah melalui dinas terkait dapat memperhatikan keluhan kami,” ujar warga tersebut pada Minggu (30/3/2025).
Menurutnya, asap pembakaran tidak hanya menimbulkan bau menyengat, tetapi juga berpotensi membahayakan kesehatan warga. Saat ini, sekitar 20 kepala keluarga tinggal di Kampung Romares, belum termasuk warga yang bermukim di sekitar kampung tersebut.
Warga berharap adanya solusi dari pemerintah daerah, seperti pengelolaan sampah yang lebih baik atau pemindahan lokasi pembakaran ke tempat yang lebih jauh dari permukiman.
“Tempat pembuangan akhir itu posisinya lebih tinggi dari kompleks Kampung Romares. Jadi, kalau mereka membakar sampah, asapnya mengepul ke sini apabila angin membawanya ke arah kami,” jelas salah seorang warga.
Sementara itu di hari yang sama, Pak Ujang (68), seorang pemulung di lokasi TPA yang telah tinggal di Bintuni sejak 1994, mengakui bahwa pembakaran sampah memang sering dilakukan di lokasi tersebut. Menurutnya, selama 10 tahun terakhir, tidak ada alat berat yang standby di TPA, sehingga sampah baru diatasi jika sudah menumpuk.
Pak Ujang, yang bukan petugas dari dinas terkait, juga pernah mendapat teguran dari pihak Polres Teluk Bintuni terkait aktivitas pembakaran sampah. “Bapak tahu tidak bahwa membakar sampah itu melanggar peraturan?” ujarnya menirukan peringatan yang diterimanya dari petugas kepolisian saat berada di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) milik Pemerintah Daerah Teluk Bintuni.
Sebagai informasi, IPLT merupakan fasilitas yang berfungsi mengolah lumpur tinja dari mobil truk tinja sebagai salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan pengelolaan limbah yang lebih ramah lingkungan.
Saat ini, Pak Ujang menempati bangunan di tengah lokasi IPLT dengan dana pribadi untuk membeli genset dan kebutuhan lainnya. “Dulu saya tinggal di pondok di atas, tapi setelah bangunan ini ada, karena tidak ditempati, akhirnya saya tinggal di sini,” ujar pria lansia yang bertahan hidup dengan mengumpulkan besi dan aluminium dari limbah masyarakat.
Hingga berita ini diterbitkan, Mediaprorakyat.com masih berupaya mengonfirmasi pihak terkait dari Pemerintah Daerah Teluk Bintuni untuk mendapatkan tanggapan dan solusi atas permasalahan polusi udara yang dikeluhkan warga Kampung Romares.
[HS]