Jakarta, Mediaprorakyat.com – Jagat maya tengah dihebohkan dengan kemunculan sebuah lukisan berjudul Tikus dalam Garuda karya seniman asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Rochyat. Lukisan ini menjadi pusat perbincangan hangat karena pesan mendalam yang diusungnya.
Karya ini menampilkan ironi tajam dengan menggambarkan Garuda (simbol kebanggaan dan kedaulatan negara) yang dikuasai oleh tikus-tikus rakus.
Tikus-tikus tersebut merupakan metafora bagi para koruptor, penguasa serakah, pemuka agama yang memperjualbelikan ayat demi kepentingan pribadi, serta masyarakat yang terjebak dalam materialisme.
Lukisan Rochyat ini diinterpretasikan sebagai kritik sosial terhadap kondisi bangsa, di mana keadilan, moralitas, dan kesejahteraan rakyat tengah terkikis oleh perilaku koruptif dan penyalahgunaan kekuasaan.
Dengan komposisi yang kuat dan simbolisme yang tajam, karya ini diharapkan dapat mengetuk hati nurani dan membangkitkan kesadaran kolektif untuk melawan korupsi serta segala bentuk penyimpangan moral.
Tak heran jika lukisan ini menimbulkan berbagai reaksi dari masyarakat.
Sebagian besar warganet mengapresiasi keberanian Rochyat dalam menyampaikan pesan moral melalui seni, sementara yang lain merasa bahwa kritik dalam lukisan ini terlalu frontal.
Meski begitu, karya ini tetap menjadi bahan refleksi bagi banyak orang mengenai kondisi sosial dan politik yang sedang terjadi di Indonesia.
Lukisan Tikus dalam Garuda bukan sekadar sebuah karya seni, tetapi juga sebuah peringatan bahwa perjuangan melawan korupsi harus terus dilakukan demi menjaga integritas bangsa.

(Dikutip dari berbagai sumber media)