Bintuni, Mediaprorakyat.com – Direktur LSM Panah Papua, Sulfianto Alias, menyoroti kondisi hutan alam di Kabupaten Teluk Bintuni yang semakin terancam oleh eksploitasi. Dalam unggahan di media sosial Facebook, ia mengungkapkan bagaimana hasil hutan dan perkebunan dari wilayah terpencil di Papua mengalir ke berbagai daerah hingga ke Jawa Timur.
Sulfianto menelusuri jejak kayu dari hutan alam Bintuni yang berpindah ke industri di Kaimana, sebelum akhirnya dikirim ke Gresik, Jawa Timur. Hal serupa terjadi pada komoditas sawit yang berasal dari daerah sulit diakses seperti Barma Barat, yang kemudian diolah di Fakfak sebelum dikirim ke Bitung dan Surabaya.
Ia juga menyoroti sulitnya mengakses informasi terkait aktivitas industri di wilayah tersebut. Menurutnya, kondisi ini menjadi tantangan besar bagi masyarakat sipil yang ingin mengetahui lebih dalam soal eksploitasi sumber daya alam di Papua.
“Rasanya masyarakat sipil harus lebih giat, sebab rintangan berat menanti di depan. Mereka sudah tidak peduli dengan kita. Elit-elit ini tengah sibuk mengurus efisiensi anggaran dan sarapan gratis,” tulisnya dalam unggahan tersebut.
Pernyataan ini memicu perhatian publik, terutama terkait transparansi dan keberlanjutan pengelolaan sumber daya alam di Papua. Hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari pemerintah maupun pihak terkait mengenai isu yang diangkat oleh Sulfianto. [HS]