Bintuni, Mediaprorakyat.com – Debat publik pertama untuk calon bupati Teluk Bintuni yang digelar oleh KPU Teluk Bintuni pada Kamis (31/10) kemarin di GSG Bintuni menuai kritik dari berbagai pihak, termasuk praktisi hukum Yohannes Akwan, S.H., MAP. Menurut Yohannes, debat tersebut belum sepenuhnya menjawab persoalan strategis yang sangat dinantikan masyarakat.
Yohannes, yang juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif YLBH Sisar Matiti, menilai bahwa debat ini menjadi peluang bagi kandidat untuk menyampaikan rencana nyata dalam menyelesaikan permasalahan utama Teluk Bintuni, seperti pengelolaan sumber daya alam, peningkatan infrastruktur, layanan dasar, dan pemberdayaan masyarakat adat.
Harapan Terhadap Debat Berikutnya
Yohannes berharap pada debat berikutnya, moderator dan panelis bisa lebih mendorong para kandidat untuk mengungkapkan solusi konkret terkait:
1. Peningkatan Infrastruktur dan Layanan Publik
Yohannes menekankan pentingnya penjelasan detail dari para kandidat mengenai rencana peningkatan akses jalan, penyediaan listrik, dan air bersih yang berperan vital dalam meningkatkan kesejahteraan dan mobilitas masyarakat.
2. Pengelolaan Sumber Daya Alam Berkelanjutan
Para kandidat diharapkan bisa mengungkapkan solusi yang seimbang antara proyek besar seperti tambang dan gas alam dengan perlindungan lingkungan dan manfaat ekonomi yang adil bagi masyarakat lokal.
3. Kesejahteraan dan Pemberdayaan Masyarakat Adat
Masyarakat menunggu rencana para kandidat untuk melibatkan masyarakat adat dalam proses pengambilan keputusan serta peningkatan ekonomi dan pendidikan.
4. Transparansi dan Akuntabilitas Pemerintahan
Yohannes menggarisbawahi pentingnya strategi untuk mengelola anggaran secara transparan dan bebas korupsi, misalnya dengan memanfaatkan teknologi atau sistem pengawasan.
5. Tata Kelola Inklusif
Kandidat juga perlu menunjukkan komitmen untuk mengakomodasi partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan dan kebijakan, agar kebijakan yang diambil lebih sesuai dengan kebutuhan lokal.
Debat Tanpa Respons Jelas Terhadap Tantangan Daerah
Berdasarkan pengamatan Yohannes, debat ini belum menunjukkan rencana konkret dari para kandidat untuk membangun Teluk Bintuni. “Publik akan lebih mendukung kandidat yang mampu memberikan kejelasan solusi terhadap tantangan spesifik yang dihadapi daerah dan masyarakat Kabupaten Teluk Bintuni,” ungkapnya, Jumat (1/11/2024).
Untuk diketahui, Debat publik ini diikuti oleh tiga pasangan calon, yaitu Yohanis Manibuy – Joko Lingara (Nomor 1), Daniel Asmorom – Alimudin Baedu (Nomor 2), dan Robert Manibuy – Ali Ibrahim Bauw (Nomor 3), yang berlangsung selama dua jam. [HS]