Bintuni, Mediaprorakyat.com – Sejarah Kepala Kejaksaan Negeri Teluk Bintuni dan Harapan Warga untuk Pemberantasan Korupsi
Berdasarkan data yang dimiliki Mediaprorakyat.com, Teluk Bintuni telah mengalami empat kali pergantian Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari), masing-masing membawa perubahan dan prestasi tersendiri dalam penegakan hukum di daerah ini.
Dimulai dengan kepemimpinan Marthen Tandi, S.H., M.H., yang menjabat sebagai Kajari Teluk Bintuni sejak 2018 hingga 2020.
Marthen Tandi berhasil menyelesaikan 37 kasus pada 2018, 39 kasus pada 2019, dan 35 kasus pada 2020, meninggalkan jejak yang dihormati oleh masyarakat Teluk Bintuni.
Selama masa jabatan Marthen, kantor Kejari Teluk Bintuni berlokasi sementara di Ruko Samping Bank Papua, Jln Raya Bintuni, Kali Kodok, Kelurahan Bintuni Timur, Distrik Bintuni.
Namun, pada 15 April 2021, Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Papua Barat, Dr. Wilhelmus Lingitubun, S.H., M.H., meresmikan gedung baru Kantor Kejari Teluk Bintuni di Jln. Raya Manimeri, Distrik Manimeri.
Setelah Marthen Tandi, jabatan Kajari Teluk Bintuni dipegang oleh Ismail Otto, S.H., M.H., yang kemudian digantikan oleh Johny Artnius Zebua, S.H., M.H. Kini, posisi tersebut ditempati oleh Jusak Elkana Ayomi, S.H., M.H., yang diangkat berdasarkan SK Jaksa Agung RI nomor: KEP-IV-523/C/05/2024 tertanggal 21 Mei 2024.
Sedangkan Johny Artnius Zebua, S.H., M.H. menempati posisi baru sebagai Kepala Kejaksaan Negeri Kota Waringin Barat di Pangkalan Bun.
Dengan pergantian ini, masyarakat Teluk Bintuni berharap bahwa Jusak Elkana Ayomi dapat membawa semangat baru dalam memberantas kasus-kasus korupsi yang merugikan keuangan negara.
Seorang warga Bintuni menuliskan harapannya di media sosial, “Proficiat dan sukses. Selamat datang di Kabupaten Teluk Bintuni untuk Bapak Kajari TB yang baru. Semoga dengan adanya pergantian Kajari di Kejari TB dapat memberi gairah dan semangat juang dalam memberantas korupsi, terutama kasus-kasus yang sudah naik ke permukaan tapi kemudian terendap lagi.”
Harapan besar masyarakat ini mencerminkan keinginan untuk melihat Teluk Bintuni bebas dari praktik korupsi dan tegaknya keadilan.
Dengan kepemimpinan baru, warga optimis perubahan positif dapat tercapai, mengembalikan kepercayaan publik terhadap penegakan hukum di daerah ini.
[HS]