Tangerang, Mediaprorakyat.com – SUBITU, atau Suku Bintuni Bersatu, adalah sebuah unit bisnis yang dijalankan oleh anggota masyarakat asli Bintuni. BP Tangguh, perusahaan gas yang beroperasi di Kabupaten Teluk Bintuni, Provinsi Papua Barat, menjelaskan tentang SUBITU melalui Communications Manager Dadan Wijaksana, Program Spesial Fredi Kutanggas, dan Sosial Program Team Leader Nensi Marauw pada Senin (13/05/2024) di Tangerang.
Nensi Marauw menjelaskan bahwa SUBITU merupakan bagian dari komitmen BP Tangguh untuk pengembangan ekonomi lokal.
“Basis dari Komite Tangguh adalah bagaimana BP Tangguh dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat lokal, terutama dalam mengembangkan usaha-usaha ekonomi mulai dari skala mikro hingga menengah ke atas,” jelas Nensi.
SUBITU bertujuan untuk membantu masyarakat setempat membangun kerjasama langsung dengan BP Tangguh, menciptakan usaha-usaha yang memenuhi standar perusahaan untuk bermitra. Program pengembangan ekonomi lokal ini telah berjalan selama 10 tahun, mulai dari empowerment program hingga pelatihan dan pemberdayaan masyarakat.
Nensi menceritakan bagaimana BP Tangguh memulai inisiatif ini dari daerah “kepala burung” di Papua Barat, karena melihat potensi besar yang dimiliki oleh masyarakat lokal untuk mendukung proyek Tangguh. Usaha pertama yang dikembangkan adalah suplai sayur sejak 2008, melibatkan koperasi-koperasi lokal, serta produk lokal seperti udang dari Weriagar dan Enenem Jaya dari Arguni.
BP Tangguh kemudian melihat peluang yang lebih besar, seperti maintenance AC dan produksi seragam perusahaan. Untuk maintenance AC, BP Tangguh melatih anak-anak lokal menjadi teknisi bersertifikat, sehingga mereka dapat mengelola AC di BP Tangguh.
Dari sinilah berbagai lini bisnis SUBITU berkembang, mulai dari maintenance AC hingga produksi seragam.
“SUBITU dibangun dengan semangat Suku Bintuni Bersatu,” ujar Nensi.
Direktur-direktur yang duduk di profil bisnis SUBITU adalah keterwakilan dari anak-anak Bintuni atau dari tujuh suku tersebut. Meski ada pasang surut, BP Tangguh tetap mendampingi dan membantu masyarakat mengembangkan kapasitas mereka.
Nensi juga menjelaskan bahwa SUBITU harus dapat berdiri mandiri dan tidak tergantung terus-menerus pada BP Tangguh.
“Kami mengharapkan SUBITU menjadi anchor yang memberikan manfaat dari semua aktivitas bisnis mereka,” ujarnya.
SUBITU telah menunjukkan kemajuan dengan menjadi perusahaan milik masyarakat asli yang beroperasi mandiri, memiliki kantor sendiri, dan siap mengembangkan bisnis mereka lebih jauh.
“Kami masih ada porsi sedikit pendampingan untuk memastikan bahwa bisnis-bisnis ini bisa tetap konsisten,” tutup Nensi. [HS]