Bintuni, Mediaprorakyat.com – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bintuni di Papua Barat telah mencapai tonggak penting dalam mengatasi kebutuhan darah bagi pasiennya. Dengan dukungan dari Palang Merah Indonesia (PMI) Bintuni, Petrotekno, dan berbagai instansi lokal lainnya, RSUD Bintuni berhasil mengumpulkan antara 500 hingga 600 kantong darah setiap tahunnya.
Dr. Johanes D. Risamasu, M. Kes, Sp. PK, dokter di RSUD Bintuni, menjelaskan bahwa golongan darah O adalah yang paling banyak di antara pendonor, sementara golongan darah AB, yang paling langka, cenderung sulit ditemukan.
Meskipun demikian, berkat kerja sama erat antara berbagai pihak, RSUD Bintuni mampu menyediakan stok darah yang memadai untuk berbagai golongan.
“Golongan darah O adalah yang paling banyak, dengan 11 kantong berhasil dikumpulkan. Golongan darah A dan B juga tersedia dalam jumlah yang cukup. Namun, untuk golongan darah AB, yang paling langka, kami hanya memiliki 5 kantong,” jelas dr. Johanes. saat Proses donor darah berlangsung di Kampus P2TIM Teluk Bintuni, Distrik Bintuni Timur.
Namun, proses donor darah tidak selalu berjalan lancar. Dr. Risamasu mengungkapkan bahwa ada beberapa peserta yang tidak dapat mendonorkan darah karena alasan kesehatan, seperti tekanan darah yang tidak stabil, kurang tidur, atau penggunaan antibiotik.
” Meski demikian, antusiasme masyarakat untuk mendonorkan darah tetap tinggi, ” ujar Dr. Risamasu.
Salah satu peserta donor, Andro Ortua, seorang siswa P2TIM Teluk Bintuni Angkatan ke-15, mendonorkan darah untuk pertama kalinya.
Andro, yang berasal dari Moskona Selatan, Kampung Jagiro, Kabupaten Teluk Bintuni, mengakui awalnya merasa gugup, tetapi kemudian merasa senang bisa membantu orang lain.
“Kita harus saling membantu. Ada orang di luar sana yang membutuhkan darah, jadi kita harus saling bantu satu sama lain. Saya merasa biasa-biasa saja setelah donor, meski awalnya agak deg-degan karena ini pertama kali saya donor,” ujar Andro Ortua.
Keberhasilan RSUD Bintuni dan PMI Bintuni dalam mengumpulkan darah menunjukkan semangat gotong royong di kalangan masyarakat. Harapannya, semangat ini terus tumbuh sehingga kebutuhan darah di wilayah ini dapat terus terpenuhi. [HS]