Bintuni, Mediaprorakyat.com – Masyarakat Kabupaten Teluk Bintuni mengungkapkan keluhan terkait biaya transportasi yang menghambat distribusi bantuan beras dari pemerintah dalam program Gerakan Pangan Murah (GPM). Kepala Kampung Merdey, Adrianus Ogoney atau yang akrab disapa Argo, menyoroti masalah ini dalam wawancara dengan wartawan pada Sabtu (16/3/2024).
Argo mengungkapkan bahwa meskipun bantuan beras pertama kali diterima dengan baik, biaya transportasi dari gudang penampungan di Kampung Lama/RRI ke kampung penerima bantuan menjadi kendala utama.
Ia mempertanyakan siapa yang bertanggungjawab atas biaya transportasi ini, apakah kepala kampung, kepala distrik, atau dinas terkait.
Dalam situasi ini, Argo sebagai kepala kampung merasa bertanggung jawab untuk memastikan bantuan tersebut sampai ke masyarakat.
Terpaksa menggunakan dana pribadi, Argo mengangkut 50 zak beras berukuran 10 Kg untuk warganya agar bantuan tersebut tidak terbengkalai di gudang.
Argo juga menyoroti bahwa di wilayah Moskona, biaya transportasi lebih tinggi, mencapai angka dua juta hingga lima juta bahkan enam juta rupiah.
Ia menyampaikan bahwa masyarakat sering mendengar adanya bantuan, namun seringkali hanya sebatas informasi tanpa bantuan yang benar-benar sampai.
Dalam tanggapannya, Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Teluk Bintuni, Markus Sefire, mengonfirmasi bahwa bantuan beras yang diperuntukkan bagi masyarakat di distrik Definitif dan kampung definitif adalah bagian dari program Gerakan Pangan Murah.
Namun, distribusi bantuan oleh PT. YASA, distributor resmi, belum optimal sesuai prosedur, dengan bantuan yang masih tertumpuk di gudang.
Markus Sefire menegaskan bahwa prosedur seharusnya adalah bantuan tersebut didistribusikan langsung ke distrik-distrik yang dituju, bukan ditumpuk di gudang.
Ia menyoroti bahwa PT. YASA sebagai distributor memiliki tanggung jawab untuk memastikan bantuan tersebut sampai ke tujuan sesuai prosedur yang berlaku.
Harapan dari Kepala Kampung Merdey adalah agar pemerintah daerah dapat mengantar bantuan langsung ke masyarakat atau ke distrik yang dituju, untuk mengurangi beban biaya transportasi yang menjadi kendala utama dalam distribusi bantuan pangan di Kabupaten Teluk Bintuni.[HS]