Gambar Istimewa
Sorong, Papua Barat Daya – Pada Sabtu (12/8) sekitar pukul 02.00 WIT, kapal KM Sinar Teluk Bintuni yang membawa muatan 215 ton bahan bakar minyak (BBM) tenggelam di Perairan Selat Sele, Distrik Salawati Tengah, Sorong. Kejadian tragis ini terjadi usai kapal tersebut ditabrak oleh kapal perintis KM EL 3. Kapal KM Sinar Teluk Bintuni awalnya berlayar dari Pelabuhan Perikanan Kota Sorong pada Jumat (11/8) sekitar pukul 21.15 WIT.
Dikutip dari berbagai media yang sudah menerbitkan informasi tentang tabrakan Kapal KM Sinar Teluk Bintuni dengan Kapal perintis KM EL 3 , Mediaprorakyat.com melanjutkan, Rabu (16/8/2023).
Akibat tabrakan tersebut, bagian belakang kapal KM Sinar Teluk Bintuni mengalami kebocoran yang mengakibatkan tenggelamnya kapal tersebut. Beruntung, delapan anak buah kapal (ABK) yang berada di kapal tersebut berhasil menyelamatkan diri dengan melompat ke laut. Salah satu ABK, bernama Zainal, mengalami luka dalam insiden tersebut. Kapal perintis KM EL 3 juga berperan dalam penyelamatan ABK dengan membawa mereka naik ke atas kapal.
Meskipun tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan ini, kapal KM Sinar Teluk Bintuni yang tenggelam masih berada di dasar perairan, sementara ABK telah dipindahkan ke kapal lain dan kembali ke Kota Sorong. Kapal tersebut berlayar dengan membawa muatan BBM subsidi, termasuk 85 KL Bio Solar dan 130 KL Pertalite, yang ditujukan untuk disalurkan ke CV. Sinar Teluk Bintuni. Hingga saat ini, upaya evakuasi terhadap kapal tersebut masih berlangsung.
Akibat peristiwa diatas, warga masyarakat Teluk Bintuni berharap tidak terjadi kelangkaan solar dan pertalite. ” Dihari biasa saja kita untuk mendapatkan solar harus mengantri, semoga dengan kejadian tabrakan kapal itu , kami supir ini tidak kesulitan untuk mendapatkan solar, ” Ujar salah satu warga Bintuni yang berprofesi sebagai supir truk dan enggan identitasnya disebut. [hs]