
BINTUNI, mediaprorakyat.com – Kendaraan roda empat Hi lux milik perusahaan mobil Toyota yang biasa digunakan untuk angkutan antar Kota Bintuni, Manokwari Selatan dan Manokwari banyak terparkir di pasar Sentral Bintuni, Selasa (24/5/2022) pagi.
Kendaraan roda empat terparkir dikarenakan supirnya menunggu masyarakat Bintuni atau warga dari luar yang berkunjung ke Bintuni hendak menggunakan jasa mereka untuk mengantar dengan kendaraan tersebut.
Menjadi Supir lintas Bintuni, Manokwari Selatan dan Manokwari dari tahun 2013 ( 9 tahun) , banyak pengalaman di alami oleh salah seorang supir yang ditemui oleh media ini, Selasa (24/5/2022) pagi.
Andi Asso ( 40 ) perantau asal Suku Bugis Segeri dari Sulawesi Selatan ini sambil menghisap sebatang rokok dan dihadapannya ada segelas kopi hitam menceritakan pengalamannya menjadi seorang supir.
” Sekarang jalan Bintuni ke Manokwari sudah lancar, mobil avanza juga sudah bisa jalan. Jalan yang sering rusak berlumpur dulu sudah di aspal, dari Memey sampai Tahota sudah di aspal, ” ucapnya didampingi rekan sejawatnya.
Walaupun jalan sudah lancar , Andi Asso sembari menghembuskan asap rokoknya menceritakan kegalauannya, tapi sekarang penumpang sepi, mungkin karena banyak mobil yang sudah bisa masuk ke Bintuni juga ke Manokwari, atau apa? Andi tidak bisa menjelaskan apa penyebabnya sehingga penumpang sepi.
Kepada media ini kembali ia berucap dan rekannya turut membenarkan, walaupun begitu ongkos Bintuni Manokwari – Bintuni dan sebaliknya masih tetap 500 ribu satu penumpang, dan kalau ke Mansel 400 ribu.
Untuk memastikan kendaraan yang ia bawa bisa jalan atau tidak tergantung dari muatan atau penumpang.
” Kita bisa jalan kalau penumpang ada empat orang, artinya patokan kita 2 juta baru turun. Kalau ada yang mau carter kita nego dulu , biasanya sekali Carter itu minimal kita minta 2 juta setengah , bisa juga 3 juta , ” terangnya.
Ketika awak media bertanya , kalau dua orang penumpang bagaimana? Jawab Andi sambil tertawa tipis , ” Kalau dua orang penumpang kita nyoyor pak, apalagi kita ini kejar setoran, ” ucapnya jujur.
Lanjutnya , selain penumpang kita juga biasa muat hasil dari Bintuni seperti kepiting dan udang, ” muat kepiting satu koli biasa ditarif 100 ribu dan udang satu koli 150 ribu. ” Jelasnya.
Andi menambahkan cerita sedih dia dan rekan-rekannya, disaat sepi begini bisa sampai satu Minggu kita tidak dapat penumpang, apalagi kalau mobil sudah bertumpuk disini, tuturnya.
Mengakhiri perbincangan dengan supir Hi Lux itu awak media menyampaikan ucapan semoga rejekinya berlimpah , perjalannya lancar dan selamat sampai tujuan. (mpr-01)