Manokwari | Mediaprorakyat.com — Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Papua (UNIPA) menggelar launching dan diskusi lima seri buku berjudul Sejarah Politik, Hukum, HAM, dan Demokrasi West Papua karya Markus Haluk, pada Kamis (30/10/2025) di Aula Fakultas Sastra dan Budaya UNIPA.
Kegiatan yang mengusung tema “Menulis Demi Mempertahankan Jati Diri dan Hidup” ini menghadirkan lima narasumber, yakni, Makarius Bajari, S.E., M.M. (Akademisi UNIPA), Judsin Fernandus Waprak (Ketua MRP Papua Barat), Dr. Ir. Agus Sumule (Akademisi UNIPA), Christian Warnussi, S.H. (Direktur LBH Manokwari) dan Markus Haluk (penulis buku)
Acara tersebut dihadiri oleh para akademisi, mahasiswa, anggota DPR Papua Barat, serta tokoh masyarakat Manokwari.
Koordinator Amnesty UNIPA sekaligus Ketua Panitia, Paskalis Haluk, menjelaskan bahwa kegiatan ini digagas sebagai bentuk apresiasi atas karya Markus Haluk.
“Kami hanya punya waktu dua minggu untuk menyiapkan acara ini. Namun antusiasme dari berbagai pihak luar biasa besar,” ujarnya.
Ia menambahkan, panitia telah menyebarkan lebih dari 54 undangan ke berbagai lembaga, organisasi gerakan, dan tokoh masyarakat agar diskusi ini menjadi ruang terbuka bagi semua kalangan.
Sementara itu, Markus Haluk dalam keterangannya menyampaikan bahwa buku ini lahir dari situasi sosial dan politik yang masih belum baik di tanah Papua.
“Isi buku ini merupakan hasil kajian selama 50 tahun terakhir. Buku ini menjadi referensi bagi siapa saja yang ingin memahami akar persoalan politik, hukum, HAM, dan demokrasi di West Papua,” katanya.
Markus juga berharap karyanya dapat menjadi rujukan akademik sekaligus bahan refleksi dalam mencari solusi damai atas konflik di Papua.
Ia mengajak mahasiswa dan masyarakat Papua untuk terus menulis, membaca, dan mendokumentasikan sejarahnya sendiri.
“Dengan menulis, kita diakui dan dihormati. Ini cara kita melawan dengan pena, bukan dengan kekerasan,” tegasnya.
Diskusi ini ditutup dengan pesan agar ruang-ruang dialog seperti ini terus dibuka di lingkungan kampus sebagai wadah memperkuat kesadaran kritis generasi muda Papua.
[red/mpr/js]









