Merauke | mediaprorakyat.com – Himpunan Mahasiswa dan Pelajar Jayawijaya Se-Kota Studi Merauke (HMPJM) memperingati Dies Natalis ke-7 pada Sabtu, 3 Agustus 2025, di Asrama Mahasiswa Jayawijaya, Jalan Brawijaya RT 05, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan. Peringatan ini menjadi tonggak penting dalam memperkuat sistem kaderisasi mahasiswa Jayawijaya yang loyal, berkualitas, dan adaptif terhadap tantangan zaman global.
Dengan mengusung tema “HMPJM Menjadi Fondasi di Medan Global” dan subtema “(Roma 10:17) Mendengar dan Bertindak dengan Iman yang Teguh,” peringatan Dies Natalis ini tidak hanya bersifat seremonial, tetapi juga menjadi ajang refleksi organisasi. Para peserta diajak memperkuat nilai-nilai spiritual, intelektual, dan kultural sebagai bekal dalam berorganisasi dan bermasyarakat.
Ketua HMPJM Merauke, Markus Pabika, dalam sambutannya menegaskan bahwa usia ke-7 HMPJM adalah momentum membangun fondasi organisasi yang berintegritas. Ia menambahkan bahwa kaderisasi tidak boleh berhenti pada tahap perekrutan anggota, tetapi harus dilanjutkan dengan penguatan kapasitas dan karakter kader.
“Dies Natalis ini adalah panggung refleksi dan batu loncatan. Kami ingin membentuk sistem kaderisasi HMPJM yang bermutu dan berkelanjutan. Mahasiswa Jayawijaya bukan sekadar peserta sejarah, tetapi pelaku sejarah yang bertindak dengan iman dan kesadaran,” ujar Markus saat dihubungi media melalui pesan WhatsApp, Senin (4/8/2025).
Kegiatan ini dihadiri oleh mahasiswa Jayawijaya dari berbagai kabupaten di wilayah Papua Pegunungan, Papua Tengah, dan Papua Selatan. Persiapan acara dilakukan selama dua minggu oleh tim kerja internal HMPJM dengan semangat dan kekompakan tinggi.
Pendamping HMPJM, Yoram Oagayi, menyampaikan bahwa meskipun organisasi ini masih tergolong muda, semangat dan proses kaderisasi harus dijalankan secara serius dan terstruktur. Ia menekankan pentingnya konsolidasi antargenerasi dalam himpunan untuk menjawab tantangan zaman, termasuk isu-isu sosial-politik seperti perampasan ruang hidup dan deforestasi di Tanah Papua.
“Kehadiran sepuluh basis HMPJM yang aktif dalam kegiatan ini menunjukkan kuatnya akar konsolidasi kita. Kita sedang membangun kesadaran kolektif untuk menghadapi zaman kolonialisme modern yang haus akan tanah dan hutan Papua,” tegas Yoram.
Sementara itu, mewakili alumni, Aligar M. Wuka, S.T., menyampaikan bahwa tema Dies Natalis tahun ini sangat relevan dengan realitas dunia digital dan globalisasi. Ia mendorong HMPJM untuk terus beradaptasi melalui pelatihan, pendidikan, dan penguatan materi organisasi sesuai perkembangan zaman.
Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga semangat awal pendirian HMPJM sejak 2018, yang dilambangkan oleh filosofi Honai, rumah adat Jayawijaya, sebagai simbol tempat menyala dan tumbuhnya api perjuangan.
“Dari honai kecil ini, akan terus lahir generasi hebat. Salah satunya adalah adik-adik yang kini memimpin BEM Universitas Musamus dan aktif dalam BPC GMKI. Itu adalah bukti nyata bahwa proses kaderisasi kita berhasil,” ujar Aligar.
Peringatan Dies Natalis ke-7 HMPJM juga menegaskan bahwa peran asrama mahasiswa bukan hanya sebagai tempat tinggal sementara, tetapi sebagai pusat pembinaan karakter dan pendidikan kader pemimpin masa depan bangsa dan Tanah Papua, khususnya Jayawijaya. Ruang ini diharapkan menjadi kawah candradimuka bagi mahasiswa Jayawijaya yang berjiwa kritis, peka sosial, dan berakar pada nilai-nilai luhur tanah kelahiran mereka.
[red/mpr/js]
