Bintuni | Mediaprorakyat.com – Tokoh perempuan Papua dari Suku Moskona, Yustina Ogoney, akan tampil sebagai narasumber dalam Seminar Hari Masyarakat Adat Sedunia yang digelar di Kampung Masina, Distrik Bintuni, Kabupaten Teluk Bintuni, Provinsi Papua Barat.
Seminar ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan memperingati Hari Masyarakat Adat Sedunia yang jatuh pada 9 Agustus. Selain seminar sehari, berbagai agenda lain juga telah dijadwalkan di wilayah Teluk Bintuni, menjadikan tema masyarakat adat sebagai fokus utama peringatan tahun ini.
Yustina Ogoney dikenal aktif menyuarakan hak-hak masyarakat adat Papua. Kehadirannya sebagai narasumber dinilai memberikan makna khusus dalam memperingati Hari Masyarakat Adat Sedunia di Papua, terutama karena latar belakangnya sebagai salah tokoh adat Papua dari Suku Moskona.
Dalam keterangannya kepada Mediaprorakyat.com, Yustina menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar seremoni, melainkan bagian dari upaya memperkuat kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai adat serta peran penting masyarakat adat dalam pembangunan berkelanjutan.
Selain sebagai tokoh adat Papua, Yustina Ogoney juga menjabat sebagai Ketua Pemuda Katolik Papua Barat dan Kepala Distrik Merdey. Ia sebelumnya sukses menyelenggarakan Festival Hutan Adat Pertama di Tanah Papua yang berlangsung pada 19–21 Oktober 2024.
“Semua kegiatan ini berkaitan dengan masyarakat adat. Yang akan dilaksanakan besok adalah seminar dalam rangka Hari Masyarakat Adat Internasional di Kampung Masina,” ujar Yustina Ogoney pada Senin (4/8/2025) kepada Mediaprorakyat.com.
Ia juga menyebutkan bahwa ketua panitia kegiatan adalah Yance Siante, sementara dirinya hanya hadir sebagai narasumber.
Peringatan Hari Masyarakat Adat Sedunia merupakan momen penting untuk menegaskan identitas, hak-hak, serta kontribusi masyarakat adat, khususnya dalam pelestarian lingkungan dan budaya.
Terkait pemilihan lokasi seminar, Yustina menjelaskan bahwa Kampung Masina dipilih karena dikenal sebagai kawasan ekowisata yang memiliki hutan mangrove terluas di Papua Barat.
“Hutan mangrove merupakan bagian dari hutan adat, begitu juga dengan hutan sagu. Ini semua harus menjadi perhatian kita bersama,” tegasnya.
Yustina pun mengajak seluruh masyarakat Teluk Bintuni untuk turut serta dalam kegiatan ini.
“Bapa, Mama, Kaka, Ade, mari kita ikuti Seminar Hari Masyarakat Adat Sedunia,” ajaknya.
Ia juga menambahkan, “Sebelum ada negara, sebelum ada pemerintah, keberadaan masyarakat adat sudah lebih dulu ada.”
Sebagai tambahan, Yustina juga menyebutkan bahwa kegiatan ini diselenggarakan oleh Orang Muda Katolik (OMK) Paroki Santo Yohanes Bintuni.
[red/mpr/hs]