Jakarta | Mediaprorakyat.com — Rektor Universitas Muhammadiyah Teluk Bintuni (UNIMUTU), Tri Wahyuni, S.Pd., M.Pd., melakukan audiensi resmi dengan Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Indonesia, Prof. Dr. Fauzan, M.Pd. Pertemuan yang berlangsung pada Senin (17/11) tersebut membahas penguatan peran UNIMUTU sebagai perguruan tinggi berbasis budaya lokal Papua.
Dalam dialog tersebut, Wakil Menteri menegaskan pentingnya UNIMUTU untuk terus mengembangkan identitasnya sebagai Kampus Adat yang berada di tengah masyarakat Adat 7 Suku di Teluk Bintuni. Menurutnya, perguruan tinggi yang tumbuh di wilayah dengan kekayaan budaya seperti Papua perlu memastikan arah pendidikannya selaras dengan karakter, kebutuhan, dan aspirasi masyarakat setempat.
“UNIMUTU harus menjadi ruang belajar yang tidak hanya memindahkan pengetahuan modern, tetapi juga menjaga nilai, bahasa, dan kearifan lokal. Pendidikan tinggi perlu hadir secara inklusif bagi anak-anak Papua, terutama dari 7 Suku,” ujar Prof. Fauzan.
Rektor Tri Wahyuni menyambut baik arahan tersebut. Ia menegaskan komitmen UNIMUTU untuk terus membangun sistem pendidikan yang humanis, adaptif, dan relevan dengan konteks lokal. “Kami bertekad menjadikan UNIMUTU sebagai jembatan pengetahuan yang dekat dengan masyarakat, sekaligus membuka akses pendidikan tinggi yang berkualitas bagi generasi muda Papua,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, konsep Corporate Carcer juga menjadi salah satu fokus pembahasan. Model ekosistem pembangunan tersebut dipandang penting untuk memperkuat kolaborasi antara UNIMUTU, pemerintah daerah, lembaga adat, dunia usaha, dan masyarakat. Dengan sinergi tersebut, kampus diharapkan mampu memberikan dampak nyata bagi komunitas sekitar dan menghasilkan lulusan yang tidak hanya kompeten, tetapi juga berperan sebagai agen perubahan sosial.
Dengan dukungan penuh dari Kementerian Pendidikan Tinggi, UNIMUTU berkomitmen melanjutkan pengembangan sebagai Kampus Adat yang memberdayakan masyarakat Teluk Bintuni secara berkelanjutan.
[red/mpr/rls]









