Manokwari | Mediaprorakyat.com — Ikatan Mahasiswa Kabupaten Teluk Bintuni (IMKTB) kota studi Manokwari menggelar aksi penggalangan dana kemanusiaan bagi warga terdampak konflik dan pengungsian di dua distrik di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat.
Aksi tersebut berlangsung di titik lampu merah Wosi Haji Bau, Manokwari, pada Selasa (28/10/2025). Puluhan mahasiswa tampak membentangkan spanduk dan poster bergambar warga pengungsi sebagai bentuk solidaritas dan kepedulian terhadap sesama. Kegiatan dimulai pukul 09.00 WIT dan berlangsung tertib hingga sore hari.
Koordinator lapangan, Sipri Naham, menjelaskan bahwa aksi ini merupakan panggilan hati dan wujud kepedulian terhadap warga sipil di dua distrik dan sembilan kampung yang kini mengungsi di hutan. Berdasarkan data lapangan, terdapat sekitar 238 warga yang harus meninggalkan tempat tinggal mereka akibat situasi keamanan yang belum kondusif.
“Kami merasa terpanggil secara batin. Ini bentuk dukungan moril dan kepedulian terhadap saudara-saudara serta orang tua kami di kampung halaman. Kami tidak bisa diam ketika kemanusiaan sedang terluka,” ujar Sipri Naham kepada Mediaprorakyat.com di sela-sela aksi.
Selain turun ke jalan, mahasiswa juga membuka posko open donasi di Asrama Bintuni, Jalan Manungal Besar, Amban, Manokwari. Posko ini dibuka mulai Selasa, 28 Oktober 2025 hingga Minggu pekan depan, setiap hari pukul 08.00–20.00 WIT.
Masyarakat yang peduli kemanusiaan dapat menyalurkan bantuan berupa pakaian layak pakai, bahan makanan (bama), alat tidur, dan buku tulis.
“Kami berharap masyarakat Manokwari, khususnya kaum muda dan komunitas kampus, ikut tergerak membantu. Karena bicara Bintuni berarti bicara Papua. Kemanusiaan tidak bisa dibatasi wilayah,” tambah Sipri.
Sementara itu, Frans Furima, perwakilan IMKTB, menambahkan bahwa aksi serupa juga digelar serentak oleh mahasiswa asal Bintuni di kota studi Sorong dan Teluk Bintuni. Seluruh hasil pengumpulan dana akan dikoordinasikan dan disalurkan melalui posko umum di Bintuni, bekerja sama dengan tokoh adat dan pemuda setempat agar bantuan tepat sasaran.
“Kami peduli karena di sana ada manusia yang sedang berjuang untuk hidup. Pembangunan boleh penting, tapi kemanusiaan harus menjadi prioritas utama,” tegas Frans Furima.
IMKTB juga menyerukan kepada pemerintah provinsi, pemerintah daerah, tokoh adat, tokoh agama, dan tokoh pemuda untuk segera mengeluarkan pernyataan sikap terkait penarikan militer dari perkampungan warga, agar masyarakat yang mengungsi dapat kembali ke rumah masing-masing dan melanjutkan aktivitas seperti biasa.
Aksi galang dana yang dilakukan mahasiswa Teluk Bintuni ini menjadi wujud nyata solidaritas dan kepedulian terhadap sesama. Mereka berharap semangat kemanusiaan yang sama juga tumbuh di berbagai daerah, agar setiap bantuan menjadi harapan bagi warga sipil yang kini berada di pengungsian.

Sejumlah mahasiswa Teluk Bintuni di Manokwari menggelar aksi penggalangan dana di lampu merah Wosi Haji Bau, Selasa (28/10/2025).
Aksi ini merupakan bentuk solidaritas dan kepedulian terhadap warga terdampak konflik dan pengungsian di dua distrik di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat.

[red/mpr/js]









