Banda Aceh | Mediaprorakyat.com — Ketua Fraksi Partai NasDem Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) yang juga Anggota Komisi III, Nurchalis, S.P., M.Si, mengingatkan bahwa masa depan pertambangan di Aceh tidak boleh hanya dikuasai oleh segelintir pihak. Menurutnya, Pemerintah Aceh harus segera menyiapkan sumber daya manusia (SDM) muda agar dapat berperan aktif dalam industri pertambangan dan tidak sekadar menjadi penonton di tanah sendiri.
Hal tersebut disampaikan Nurchalis dalam Diskusi Publik bertajuk “Masa Depan Pertambangan Aceh: Harapan atau Ancaman”, yang digelar oleh Forum Bangun Investasi Aceh, Aceh Info, dan Puja TV di Banda Aceh, Selasa (28/10/2025).
“Melihat perkembangan sektor pertambangan, baik minerba maupun migas—termasuk rencana kehadiran perusahaan Mubadala—kita harus menyiapkan SDM yang memadai. Mereka inilah yang nantinya menjadi perekat emosional di masa depan, baik melalui program CSR, PJSLP, maupun melalui keterlibatan tenaga kerja lokal di berbagai posisi perusahaan. Dengan begitu, masyarakat Aceh akan mendapat kesempatan kerja dan tidak hanya menjadi penonton di daerah sendiri,” ujarnya.
Nurchalis menekankan pentingnya peran Pemerintah Aceh dalam menyiapkan tenaga kerja lokal yang kompeten melalui lembaga pendidikan dan pelatihan.
“Pemerintah Aceh harus hadir. Kita punya dasar di STM, di BPSDM, dan bisa bekerja sama dengan BLK. Di sana dapat dilatih kepala teknik tambang (KTT), tenaga operator, hingga ahli smelter. Ini harus diperkuat karena ke depan kebutuhan tenaga kerja tambang akan sangat besar,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa Komisi III DPRA terus membahas regulasi pertambangan agar pembangunan sektor ini berjalan berkelanjutan (sustainable) dan melibatkan masyarakat secara langsung.
“Kita tidak boleh menutup diri terhadap investasi. Dengan izin yang legal, daerah bisa memperoleh pendapatan dan sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. Tapi kalau tidak ada izin, siapa yang akan bertanggung jawab terhadap lubang-lubang tambang yang menganga di tengah hutan hari ini?” ujarnya.
Nurchalis juga menegaskan bahwa pengelolaan tambang di Aceh harus berlandaskan nilai-nilai syariah Islam yang menjunjung tinggi keadilan dan keberkahan.
“Rakyat Aceh hidup dalam nilai-nilai syariah. Artinya, yang legal itu halal. Jangan di satu sisi kita dorong investasi, tapi di sisi lain kita menutup ruang yang sah. Kalau begitu, Allah pun tidak akan ridha. Kita harus sejalan antara hati, kata, dan tindakan,” ujarnya.
Menurutnya, kehadiran investasi tambang di Aceh seharusnya menjadi jawaban atas harapan generasi muda, bukan justru menjadi sumber masalah baru.
“Lapangan kerja makin sempit, usaha makin terbatas. Kalau tidak ada investasi, bagaimana generasi Aceh bisa maju? Tapi tentu investasi yang kita dorong harus beretika, berpihak pada rakyat, dan berwawasan lingkungan,” tambahnya.
Ia menegaskan, setiap sektor memiliki dampak positif dan negatif, namun tugas pemerintah dan legislatif adalah meminimalkan dampak buruk dan mengoptimalkan manfaat bagi masyarakat.
“Tidak ada investasi tanpa risiko. Tapi bagaimana kita bisa berkolaborasi untuk mengubah hal-hal negatif menjadi positif. Kalau semua izin tambang yang sudah ada aktif, bayangkan berapa banyak tenaga kerja yang bisa terserap,” ujarnya.
Sebagai contoh, Nurchalis menyebut PT MIFA Bersaudara di Aceh Barat saat ini mempekerjakan sekitar 3.600 orang, baik sebagai karyawan tetap, tenaga lepas, maupun pekerja di vendor-vendor lokal mitra perusahaan.
“MIFA setiap tahun menyumbang sekitar Rp51 miliar untuk CSR di tiga wilayah, dan menyumbang ratusan miliar rupiah ke Pendapatan Asli Daerah (PAD) provinsi maupun kabupaten. Ini hal positif yang harus kita lestarikan,” kata Nurchalis.
Menutup pernyataannya, Nurchalis menegaskan bahwa masa depan pertambangan Aceh harus dirancang dengan visi keadilan sosial dan kemandirian ekonomi rakyat.
“Mari kita cari langkah terbaik agar masyarakat terlibat, terutama generasi muda. Adik-adik sarjana harus punya ruang kerja di sektor pertambangan. Jangan hanya jadi penonton di tanah kelahirannya sendiri,” pungkasnya.
[red/mpr/ba]









