Manokwari | Mediaprorakyat.com — Yohanes Moat Paino, pemuda asal Nusa Tenggara Timur (NTT), membagikan kisah perjuangannya merantau ke Papua Barat hingga berhasil menempuh pendidikan di Universitas Papua (UNIPA) dan membangun usaha mandiri di Manokwari.
Dalam wawancara bersama mediaprorakyat pada Kamis (16/10/2025), Yohanes menceritakan perjalanan hidupnya yang penuh lika-liku. Awalnya, ia datang ke Manokwari bukan untuk kuliah, melainkan mencari pekerjaan di sektor bangunan. Namun, kedekatannya dengan lingkungan kampus UNIPA membuatnya termotivasi untuk melanjutkan pendidikan tinggi.
Pada tahun 2018, Yohanes akhirnya mendaftar di UNIPA dan diterima di Fakultas Pertanian, Program Studi Ilmu Tanah. Selama kuliah, ia tinggal di Asrama Mahasiswa Katolik Villanova, tempat ia mendapat pembinaan karakter dan belajar hidup mandiri.
“Waktu itu saya pernah tidak punya uang sama sekali. Bahkan sampai meneteskan air mata karena jauh dari orang tua dan keluarga,” kenangnya.
Pengalaman sulit itu justru mengubah cara pandangnya terhadap kehidupan. Ia mulai mencari peluang usaha kecil-kecilan. Bermodal kamera, Yohanes menjadi fotografer dengan tarif terjangkau untuk mahasiswa dan masyarakat sekitar. Dari hasilnya, ia menabung hingga bisa membeli anak babi untuk diternakkan, serta menjual bensin eceran di depan kampus.
“Per hari bisa dapat Rp70 ribu sampai Rp100 ribu dari jual bensin. Dari situ saya bisa kredit motor,” ujarnya.
Tak berhenti di situ, Yohanes juga bekerja sama dengan saudaranya di Surabaya untuk memasarkan kue gulung di Manokwari, sambil menjadi ojek untuk menambah pemasukan.
Setelah menyelesaikan kuliah, Yohanes memberanikan diri membuka usaha pencucian motor dan mobil di kawasan Bumi Marina, Manokwari. Dengan tarif Rp20 ribu untuk motor dan Rp100 ribu untuk mobil, ia menyewa lahan seharga Rp1 juta per bulan dan mempekerjakan dua mahasiswa sebagai karyawan paruh waktu.
“Kalau mereka kuliah, saya yang turun langsung. Semua hasil dibagi sesuai kerja. Tantangannya memang besar, apalagi soal biaya sewa tempat dan cicilan motor. Tapi ini konsekuensi yang harus dijalani,” tutur Yohanes.

Yohanes Moat Paino saat diwawancarai di tempat usahanya, “Cuci Motor Komodo Moat Portu”, yang berlokasi di kawasan Bumi Marina, Amban, Manokwari, Papua Barat. Ia menceritakan perjalanan hidup dan perjuangannya merintis usaha mandiri setelah menyelesaikan kuliah di Universitas Papua (UNIPA).
(Foto: dok. pribadi/Mediaprorakyat)
Bagi Yohanes, tantangan hidup di tanah rantau bukanlah penghalang untuk terus berjuang. Ia meyakini bahwa kerja keras, komitmen, dan semangat pantang menyerah adalah kunci untuk bertahan hidup sekaligus membangun masa depan.
[red/mpr/js]









