
Wamena, Mediaprorakyat.com — Akses jalan penghubung antara Milima dan Abusa di wilayah pinggiran Sungai Baliem, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, mengalami kerusakan parah. Jalan berlumpur dan penuh lubang ini menjadi hambatan serius bagi aktivitas harian masyarakat, terutama dalam hal pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.
Menanggapi situasi tersebut, para pemuda Kampung Abusa mengambil inisiatif melakukan perbaikan jalan secara swadaya. Pada Selasa (17/6/2025), puluhan pemuda bersama warga turun langsung ke lokasi untuk melakukan kerja bakti memperbaiki jalur yang selama ini menjadi urat nadi kehidupan mereka.
Pantauan MediaProRakyat.com di lapangan memperlihatkan semangat gotong royong yang tinggi. Dengan peralatan sederhana seperti cangkul, kayu, dan papan, para pemuda menimbun lubang-lubang besar dan memperbaiki jembatan darurat yang nyaris tak bisa dilalui oleh kendaraan roda dua maupun roda empat.
Salah satu penggerak aksi, Frengky Alua, menyampaikan bahwa kegiatan ini lahir dari kesadaran bersama akan pentingnya infrastruktur dasar.
“Jalan ini bukan milik pribadi, tapi milik semua orang yang merasa bagian dari Abusa, baik yang tinggal di sini maupun yang di luar kampung,” ujar Frengky.
Ia menambahkan, perbaikan jalan akan membuka berbagai akses penting bagi warga.
“Kalau jalan bagus, semua akses terbuka: ekonomi, pendidikan, kesehatan, bahkan internet. Tapi kalau rusak, yang menderita adalah mama-mama yang harus menggendong anak dan memikul noken,” tuturnya.
Jalur Milima-Abusa juga menjadi akses utama bagi empat desa lain di kawasan pinggiran Sungai Baliem, Distrik Kurulu. Kerusakan jalan ini memperburuk kesenjangan layanan dasar, karena menjadi satu-satunya akses menuju pusat pelayanan kesehatan, sekolah, dan pasar.
Meski dengan peralatan dan bahan seadanya, semangat solidaritas dan tanggung jawab sosial dari para pemuda dan warga membuktikan bahwa perubahan bisa dimulai dari akar rumput.
Aksi ini menjadi sinyal sekaligus tamparan halus bagi para pemangku kebijakan agar segera hadir dan mengambil langkah nyata. Sebab dari infrastruktur yang layak, martabat dan kualitas hidup masyarakat pun ikut terangkat.
[Red/JS]