Bintuni, Mediaprorakyat.com – Proses olah tempat kejadian perkara (TKP) tahap III dalam Operasi Alpha Bravo Moskona 2025 berlangsung penuh haru dan kekhidmatan. Kegiatan ini disaksikan langsung oleh Monterry Marbun, adik kandung dari Iptu Tomi Samuel Marbun, mantan Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni.
Iptu Tomi, perwira lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) 2017 asal Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara, dinyatakan hilang setelah hanyut di Kali Rawara. Peristiwa itu terjadi saat ia memimpin operasi senyap untuk menangkap kelompok kriminal bersenjata (KKB) di wilayah Moskona Barat. Target operasi adalah Marten Aikinggin, Komandan Batalion Moskona, yang menjadi DPO dalam kasus pembunuhan empat pekerja proyek jalan Trans Bintuni–Maybrat di Kampung Majnic, Distrik Moskona Barat, pada 29 September 2022.

Dalam prosesi olah TKP, Monterry Marbun turut melakukan ritual pengikhlasan di lokasi kejadian. Sebuah video yang diunggah akun Story_Online memperlihatkan Monterry memanjatkan doa dan melemparkan tiga buah batu ke sungai sebagai simbol perpisahan dan penghormatan terakhir bagi sang kakak.
“Alam di Papua itu berbeda. Dan alam di TKP sangat keramat,” tulis akun TikTok tersebut, menggambarkan kuatnya nuansa spiritual di lokasi kejadian.
Unggahan video tersebut juga membantah dugaan adanya unsur kekerasan atau pembunuhan dalam kasus hilangnya Iptu Tomi. Narasi dalam video menyebutkan: “Inilah fakta bahwa tidak ada indikasi kekerasan atau pembunuhan terhadap TM.”
Kasus ini kini memasuki babak baru. Keluarga besar dan rekan sejawat Iptu Tomi mulai meneguhkan hati untuk menerima dan menghormati keputusan alam.
Sementara itu, istri Iptu Tomi, Riah Ukur Tarigan, menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah terlibat dalam pencarian suaminya. Hal ini ia sampaikan usai konferensi pers hasil Operasi Alpha Bravo Moskona 2025 di gedung A3 Mapolres Teluk Bintuni pada Kamis (1/5/2025).
“Dengan tulus saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh tim dan semua pihak yang telah membantu dalam pencarian tahap ketiga ini,” ujar Riah di hadapan para wartawan.
Meski begitu, Riah mengaku bahwa hasil konferensi pers dari Polda Papua Barat belum sepenuhnya menjawab harapan keluarga. Mereka masih berharap adanya penjelasan yang lebih rinci mengenai keberadaan Iptu Tomi.
Dalam proses olah TKP dan rekonstruksi, keluarga turut mengutus dua perwakilan—adik ipar dan sepupu Iptu Tomi—untuk memastikan proses pencarian berjalan secara transparan.
Selain itu, keluarga juga telah menempuh berbagai langkah hukum dan administratif. Laporan resmi telah dilayangkan ke Mabes Polri, Komnas HAM, dan Polda Papua Barat sebagai bentuk keseriusan dalam mencari keadilan dan kepastian hukum.
Hingga kini, pihak keluarga masih menanti perkembangan lebih lanjut dari kepolisian dan berharap agar pencarian terhadap Iptu Tomi Marbun dapat terus dilanjutkan hingga tuntas. [HS]