
Manokwari, mediaprorakyat.com – Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Manokwari menggelar kegiatan Kemah Paskah bersama anak-anak Sekolah Minggu Jemaat GPKAI Paulus Ayambori pada tanggal 17–18 April 2025.
Kegiatan ini dipusatkan di Gedung Gereja GKI Ayambori, Distrik Manokwari Barat, Kabupaten Manokwari, dan diikuti oleh 52 peserta anak-anak.
Kemah Paskah kali ini mengangkat tiga materi utama, yaitu , Refleksi Teologi Paskah Yesus Kristus , Aku Anak Terang dan Pembangunan Karakter dan Tantangan Zaman Globalisasi
Hal ini disampaikan Ketua GMKI Cabang Manokwari, Jonison Derebi, bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen GMKI untuk mendampingi dan membina Kampung Ayambori yang telah ditetapkan sebagai kampung binaan GMKI Cabang Manokwari melalui Konfercab Manokwari.
“Kami hadir untuk memperkuat spiritualitas anak-anak Sekolah Minggu, sekaligus membekali mereka dengan karakter yang kuat agar mampu menghadapi tantangan globalisasi. Ini bagian dari tanggung jawab kami dalam membina generasi penerus gereja dan bangsa,” jelas Jonison.
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya menanamkan nilai-nilai teologi, moralitas, dan kecerdasan emosional pada anak-anak sejak dini. GMKI menilai bahwa pembangunan sumber daya manusia harus bersifat menyeluruh meliputi aspek fisik, mental, dan spiritual.
“Anak-anak bisa belajar keterampilan dan pengetahuan di mana saja. Tetapi kalau karakter mereka tidak terbentuk, maka itu menjadi celah besar. Itulah sebabnya kami dorong keseimbangan antara aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif dalam kegiatan seperti ini,” tegasnya.
Di akhir kegiatan, GMKI Cabang Manokwari menyampaikan harapan agar pemerintah kampung, distrik, hingga pemerintah daerah dapat mendukung secara berkelanjutan kegiatan sosial dan pembinaan masyarakat seperti ini.
“Kami ingin ada sinergi antara organisasi kemasyarakatan dan pemerintah dalam pemberdayaan masyarakat lokal, baik di bidang pendidikan, pertanian, peternakan, maupun sosial-keagamaan,” tutup Jonison.
GMKI juga menyerukan kepada seluruh gereja agar lebih serius memperhatikan pelayanan anak-anak Sekolah Minggu sebagai generasi penerus gereja dan bangsa.
“Kalau kita tidak siapkan mereka hari ini, maka gereja masa depan akan kehilangan arah. Pelayanan anak-anak adalah fondasi masa depan gereja,” ujarnya.
[JS]