
Yakob Pabika, S.E: Kami Butuh Aksi Nyata, Bukan Janji. Jalan, Jembatan, Listrik, dan Air Bersih adalah Hak Dasar Masyarakat
Jayawijaya, Mediaprorakyat.com – Kerusakan jalan yang telah lama terjadi di Kampung Abusa, Distrik Kurulu, kembali membawa dampak serius bagi warga. Pada Sabtu, 12 April 2025, sebuah kendaraan roda empat terjebak dan mogok selama empat jam di jalur utama akibat kondisi jalan yang berlumpur dan rusak parah.
Yakob Pabika, S.E., tokoh intelektual asal Abusa, menuturkan bahwa kendaraan tersebut tidak dapat melanjutkan perjalanan karena kondisi jalan yang terlalu dalam dan licin. Tanpa alat berat atau bantuan teknis, warga terpaksa mengevakuasi kendaraan secara manual menggunakan dongkrak dan dorongan bersama. Proses evakuasi dibantu langsung oleh Camat Wosi bersama sejumlah pemuda Kampung Abusa, memperlihatkan semangat gotong royong yang tinggi di tengah keterbatasan.
Insiden ini terjadi di jalan utama Kampung Abusa, yang merupakan jalur vital penghubung masyarakat ke pusat aktivitas ekonomi dan pelayanan publik di Jayawijaya.
“Setiap kali hujan deras, air menggenang dan jembatan darurat yang hanya terbuat dari gelagar kayu sering hanyut terbawa arus. Ini sangat membahayakan,” ujar Yakob saat dihubungi oleh Mediaprorakyat.com melalui WhatsApp, Sabtu (12/4).
Sebagai bentuk inisiatif, warga telah melakukan penimbunan jalan secara gotong royong. Namun menurut Yakob, upaya tersebut hanyalah solusi sementara yang tidak cukup untuk mengatasi akar masalah.
“Kami berharap kunjungan Bapak Bupati, SKPD, dan Kepala Dinas Pendidikan beberapa waktu lalu tidak hanya bersifat seremonial. Pemerintahan baru harus hadir membawa perubahan nyata,” tegasnya.
Ia menyampaikan harapan besar masyarakat kepada kepemimpinan baru di Kabupaten Jayawijaya.
“Kami ingin semua harapan dan aspirasi masyarakat pinggiran, yang merupakan jantung Lembah Baliem, bisa terealisasi di tahun pertama masa pemerintahan Bapak Bupati.”
Masyarakat mendesak adanya pembangunan infrastruktur yang layak seperti jalan permanen, jembatan kokoh, akses listrik yang merata, serta pasokan air bersih yang stabil.
“Kami ingin perjalanan yang aman, lancar, dan manusiawi. Jangan ada lagi kendaraan mogok berjam-jam karena jalan rusak,” tutup Yakob.
Warga di sekitar pinggiran Sungai Baliem yang dikenal sebagai pusat kehidupan Lembah Baliem dan bagian integral dari Provinsi Papua Pegunungan berharap aspirasi mereka didengar dan menjadi prioritas dalam arah pembangunan daerah yang adil dan merata. [JS]