Manokwari, Mediaprorakyat.com – Markus Wetipo, pemuda asal Jayawijaya, Papua, menjadi contoh nyata bahwa kerja keras dan inovasi dapat membawa kesuksesan.
Lulusan Fakultas Peternakan Universitas Papua (UNIPA) ini kini mengelola dua usaha yang berkembang pesat di Manokwari, yaitu Bengkel Isagal Teknik dan produksi pakan ternak berbasis bahan lokal.
Bengkel Isagal Teknik, yang didirikan pada Maret 2023, melayani berbagai perbaikan kendaraan serta peralatan rumah tangga. Sementara itu, usaha produksi pakan ternaknya yang berbasis di Amban Pante mulai beroperasi sejak Februari 2025 dan kini semakin diminati masyarakat.
Markus tidak sendiri. Ia dibantu oleh adiknya yang masih kuliah serta dua rekannya dari UNIPA dalam mengembangkan produksi pakan ternak. Dengan modal terbatas, ia secara bertahap membeli peralatan dan mengembangkan bisnisnya.
Untuk memastikan kualitas, Markus bahkan menguji produknya di laboratorium di Surabaya. Dengan permintaan pasar yang terus meningkat, ia berencana meningkatkan kapasitas produksi setelah Lebaran.
Bengkel yang dikelola Markus menawarkan berbagai layanan, antara lain:
– Servis mesin motor 2-tak dan 4-tak
– Tambal ban (tubeless dan biasa)
– Reparasi mesin cuci
– Perbaikan mesin babat rumput
– Pengecasan aki
– Las dan pembuatan tralis pintu
Selain bengkel, Markus juga merintis usaha produksi pakan ternak berbasis bahan lokal. Bersama dua rekannya dari UNIPA, ia mengembangkan berbagai jenis pakan ternak, seperti:
– Pakan ayam petelur
– Pakan ayam pedaging
– Pakan itik
– Pakan babi
Sebagai bentuk inovasi, ia menggunakan alat produksi seperti mesin pelet, alat penggiling, dan mesin pemalut sagu untuk memastikan kualitas terbaik. Harga pakan yang ditawarkan pun kompetitif:
– Karung 50 kg: Rp 400.000
– Karung 20 kg: Rp 170.000
– Per kg: Rp 10.000
Markus tidak berhenti di sini. Ia memiliki rencana besar untuk mengembangkan usahanya lebih jauh, di antaranya:
– Membuka bengkel mobil
– Meningkatkan produksi pakan ternak
– Mendirikan kios kecil sebagai sumber pemasukan tambahan
“Saya membuka kios kecil untuk menambah modal usaha. Mengandalkan bengkel dan produksi pakan saja kadang sulit, jadi kios ini membantu menyeimbangkan keuangan usaha,” ujarnya.
Markus berharap kisahnya dapat menginspirasi generasi muda Papua untuk berani berwirausaha dan memanfaatkan potensi lokal yang ada. Baginya, pendidikan bukan hanya soal mendapatkan ijazah, tetapi juga tentang membentuk pola pikir dan membuka wawasan.
“Generasi muda Papua harus mampu bersaing di berbagai bidang, terutama dalam wirausaha. Negeri kita memiliki banyak peluang, tinggal bagaimana kita memanfaatkannya,” tutupnya.
[JS]