Bintuni, Mediaprorakyat.com – Petani di Kampung Argosigemari, Kabupaten Teluk Bintuni, mengeluhkan terhentinya kemitraan mereka dengan perusahaan LNG Tangguh yang sebelumnya rutin menyerap hasil pertanian lokal. Mereka berharap pemerintah daerah dapat memulihkan kerja sama tersebut demi kesejahteraan ekonomi masyarakat setempat.
Menurut beberapa petani yang ditemui pada Sabtu (22/3), kerja sama yang sebelumnya terjalin erat kini tidak lagi berjalan seperti dulu. Padahal, di masa pemerintahan Bupati drg. Alfons Manibuy DESS dan Wakil Bupati Drs. Akuba Kaitam, hasil pertanian mereka, seperti sayur-mayur dan buah-buahan, selalu dibeli oleh LNG Tangguh.
Satiran, seorang petani, mengungkapkan bahwa pada masa pemerintahan Bupati Alfons, komoditas pertanian lokal rutin dibeli oleh perusahaan tersebut. “Semoga pemerintahan saat ini bisa mengembalikan kondisi seperti sebelumnya,” harapnya.
Wawan Kurniawan, petani lainnya, menambahkan bahwa perputaran uang di Kampung Argosigemari saat itu bisa mencapai satu miliar rupiah dalam satu minggu karena hasil panen dibayar tunai. “Sekarang kami tidak lagi mendapatkan kepastian pasar dari LNG Tangguh,” ujarnya.
Fatirah, petani sayur-mayur yang tinggal di jalur 9 Kampung Argosigemari, juga merasakan dampak perubahan ini. Ia kini hanya bisa menjual hasil taninya ke penjual sayur keliling dan pasar, dengan jumlah yang jauh lebih sedikit dibanding sebelumnya. “Dulu bisa menjual 100 ikat kangkung per hari, sekarang hanya 25 ikat dengan harga Rp3.000 per ikat,” ungkapnya.
Para petani berharap Bupati Yohanis Manibuy dan Wakil Bupati Joko Lingara dapat memperjuangkan kembali kemitraan dengan LNG Tangguh, sehingga mereka bisa kembali menikmati manfaat ekonomi yang pernah mereka rasakan di masa lalu. [HS]