Bintuni, Mediaprorakyat.com – Kampung Yakati, yang terletak di Distrik Wamesa Kabupaten Teluk Bintuni, Provinsi Papua Barat, kini tengah menjadi sorotan berkat terobosan inovatif yang dikembangkan oleh pengusaha lokal.
Daerah ini dikenal dengan kekayaan tanaman sagu, dan masyarakatnya telah memanfaatkan potensi tersebut untuk menciptakan produk baru yang kini menarik perhatian, yaitu Sagu Cookies.
Produk ini hadir dalam dua varian rasa yang memikat: rasa coklat yang kaya dan rasa asli sagu tanpa tambahan coklat, memberikan pilihan bagi penikmat makanan ringan untuk menikmati cita rasa khas daerah ini.
Inovasi ini tak hanya membawa kehidupan baru ke ekonomi lokal Kampung Yakati, namun juga mempromosikan identitas budaya mereka ke khalayak yang lebih luas.
Dengan harga sekitar 30.000 rupiah per bungkus, Sagu Cookies kini dapat ditemukan di berbagai supermarket, termasuk Hadi Supermarket di Manokwari.
Roy Marthen Masyewi, S.Pd., anggota Perkumpulan Panah Papua, menyatakan bahwa produk ini telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pendapatan masyarakat setempat dan membuka peluang bagi promosi lebih lanjut kekayaan alam Papua Barat.
Inisiatif ini mendapat dukungan positif dari Sekretaris Distrik Bintuni, Elkana M Kendiwara, yang menganggap proyek ini sebagai langkah penting dalam mendukung produk lokal berbasis sagu.
“Mengingat sagu merupakan salah satu sumber pangan yang kaya dan khas di daerah ini, proyek seperti pengembangan kukis sagu dapat memberikan dampak positif pada ekonomi lokal dan pelestarian budaya,” ujarnya. Jumat (10/05/2024)
Melibatkan masyarakat Kampung Yakati dalam produksi Sagu Cookies tidak hanya memberikan kesempatan bagi diversifikasi produk sagu, tetapi juga meningkatkan keterampilan dan pengetahuan masyarakat dalam bidang produksi pangan. Selain itu, proyek ini juga berpotensi menciptakan peluang kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
Dengan dukungan dan apresiasi yang terus berkembang, Sagu Cookies diharapkan dapat menjadi simbol kebanggaan lokal di Kabupaten Teluk Bintuni, sekaligus menunjukkan bagaimana pemberdayaan ekonomi berbasis masyarakat dapat mendorong kemajuan di daerah pedesaan.
Elkana menambahkan, “Dengan pendekatan yang tepat dan dukungan dari berbagai pihak, proyek pengembangan kukis sagu di Kabupaten Teluk Bintuni dapat menjadi contoh sukses dalam pemberdayaan masyarakat dan promosi produk lokal berbasis sagu. Ini juga akan memberikan manfaat ekonomi dan memperkuat identitas budaya setempat.”
Langkah ini menunjukkan bagaimana inovasi lokal dapat membuka peluang baru, mendukung ekonomi masyarakat, dan mempertahankan warisan budaya, yang semuanya berperan dalam memajukan Papua Barat sebagai daerah yang beragam dan dinamis. [HS]