Keterangan Gambar: Bupati didampingi oleh Kepala Dinas PMK Pemkab Teluk Bintuni meninjau Lokasi pembangunan Rumah Produksi Perikanan di distrik Manimeri, Selasa (15/11/2022)
BINTUNI ,Mediaprorakyat.com – Setelah melakukan pertemuan dengan Direktur Penyelesaian Pembangunan Sarana Dan Prasarana, Direktur Jenderal Percepatan Daerah Tertinggal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) Ir. Sofyan Hanafi,M.Si., dan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Dan Kampung Provinsi Papua Barat , Lince Idorway pada hari Minggu (13/11/2022) kemarin.
Bupati Teluk Bintuni Ir.Petrus Kasihiw, MT langsung meninjau dua lokasi untuk dijadikan rumah produksi perikanan untuk pembuatan makanan kaleng yang berisikan ikan manyung (ikan sembilan) , ikan Congge , Kepiting dan udang.
Kedua lokasi yang di tinjau oleh Bupati yaitu depan kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan pemotongan hewan qurban yang beralama di Jalan masuk SMK Negeri 1 Bintuni , SP 1 , distrik Manimeri.
Bupati langsung didampingi oleh kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung (DPMK) Pemkab Teluk Bintuni Haris Tahir Kaitam , dan langsung memerintahkan Kepala Dinas DPMK untuk segera berkordinasi dengan dinas terkait yang memiliki lahan juga bangunan yang di kunjungi. Selasa (15/11/2022)
Dikatakan Bupati , ini untuk mendorong ekonomi di wilayah desa atau kampung, itu menjadi tugas utama dari kementrian Desa daerah tertinggal harus ada inovasi inovasi yang di buat .
Inovasi ini di prioritaskan kepada bagai mana peningkatan BUMDES, semau BUMDES yang ada di Bintuni ini kita akan infentarisir ulang dan bina ulang terutama untuk BUMDES yang telah siap oprasional. BUMDES ini akan di dorong untuk bagai mana meningkatkan BUMDES ini sendiri tetapi juga ekonomi masyarakat pada umumnya.
Beberapa potensi Bintuni yang telah kita dengar, masukan dari pak direktur PDTT juga teman teman dari Pemda Demak Jawa Tengah, ternyata itu ada ikan yang mirip ada di sana dan menjadi pasaran dunia, yang ada di Demak itu.
Mereka itu datang ke Bintuni dan melihat kondisi Bintuni dan ternyata yang di sana orang bilang ikan manyung, di Jawa di Demak itu sama dengan ikan sembilang yang ada di Bintuni.
Setelah itu mereka lihat ada potensi lain selain ikan sembilang yaitu ikan congge, dan ada kepiting dan ada udang yang melimpah di Bintuni.
Tapi sampai hari ini kita Bintuni belum punya, brending punya merk maka itu kita akan segera atas dukungan dari kementrian Desa dan daerah tertinggal bekerjasama dengan dinas pemberdayaan masyarakat dan Kampung Provinsi Papua barat dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan kampung kabupaten Teluk Bintuni dengan Pemda Demak kita akan genjot,
“Saya sore ini meninjau beberapa tempat lokasi, kebetulan ini ada di lokasi yang tadinya kita akan gunakan untuk RPH, namun RPH ini belum jalan jalan karena manajemennya cukup rumit sehingga saya arahkan supaya kepala dinas pemberdayaan masyarakat dan Kampung Kabupaten Teluk Bintuni dengan teman – teman supaya berkordinasi dengan Dinas pertanian. Supaya tempat ini di alih fungsikan dari RPH menjadi Rumah Produksi yang nantinya akan mengelola beberapa produk seperti ikan asap, congge dan ikan sembilang tetapi juga dalam bentuk kaleng,” terang Bupati.
Petrus Kasihiw mengatakan , mesin sudah ada kita dapat bantuan dari Pemprov (Papua Barat) dan juga bantuan dari pusat sudah ada, makanya kita tinjau tempat ini dan dalam waktu dekat tempat ini kita sulap secepatnya, menjadi rumah produksi perikanan, Yang nantinya akan menjadi ciri khas Bintuni yang akan kita pasarkan diluar.
” Saya ingin supaya dalam tahun ini sudah ada bentuk, sudah siap artinya mesin sudah masuk di tempat dan ruangan ruangan yang nanti di pungsikan sudah siap, di tahun ini, Januari kita sudah produksi, ” Kata Bupati.
Bupati berharap , mudah mudahan target itu bisa segera, kerena intinya mesin sudah ada tinggal kita merehap tempat ini sesuai dengan peruntukannya, supaya mensin itu bisa berpungsi segera dan juga tenaga kerja yang kita butuhkan.
Dan tempat ini akan membutuhkan tenaga kerja, tenaga kerja kita akan ambil dari warga masyarakat Teluk Bintuni, itu tenaga kerja di wilayah produksi ini, tapi juga akan menyerap tenaga kerja atau nelayan yang melaut yang mereka nanti akan tangkap udang kepiting, tangkap ikan itu nanti membawa kesini, jadi pasarnya jelas masyarakat tidak perlu sibuk cari jual pikul, semua yang mereka tangkap udang, kepiting, ikan, conge, ikan sembilan akan bawa kesini langsung di bayar, langsung di proses. Jadi ekonomi hidup, nelayan juga hidup. Transportasi juga hidup.
Dan ekonomi daerah juga tumbuh karena Bintuni sudah punya brending, punya merk industri yang bisa kita jual.
”Kita bekerjasama dengan Pemda Demak, itu ada pengusaha ikan asap pindang namanya, beliau itu setiap Minggu mengirim 19 kontener Ke Belanda,” ujar Bupati.
Informasi dari pak direktur, kebutuhan ikan di wilayah Jawa itu luar biasa dan mungkin sasaran kita adalah bagai mana bisa jual di Jawa, bisa jual ke luar negeri, akan keluar negri akan tambah mahal lagi, tapi kita bekerjasama antara Pemda Kabupaten Teluk Bintuni dan Pemda Demak.
Saya akan ketemu dengan ibu Bupati Demak akan buat MOU kerjasama sehingga hasil kita di pasarkan di sana, jadi kita tidak susah lagi pemasarannya, pasarnya sudah jelas tinggal setiap bulan kita mampu produksi antar kesana lalu mereka yang pasarkan.
“moU dengan kabupaten Demak Secepatnya, kalau bisa tahun ini saya harus ketemu atau paling lambat awal tahun depan kita harus tandatangani MOU kerjasama. Sister ples ( desa kembar) jadi yang di harapkan tahun 2024 itu kita Bintuni sudah tidak lagi menjadi daerah Tertinggal.” Ujarnya. mpr-01